Mohon tunggu...
Putri Sintiah
Putri Sintiah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membebaskan Tanpa Melepaskan

7 November 2019   11:32 Diperbarui: 20 Februari 2020   09:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hubungan macam apa ini

Kasihmu sampai

Namun kasihku tak sampai padamu

Usahaku kurang kah?

"Repot" itu kataku jika aku harus menyampaikan kasihku

Kasihku tak sampai

Ya sudah lah,, karena ini bukan kasihku atau pun kasihmu

Maka sabarlah menunggu sampai kasihmu dan kasihku menyatu

Hanya satu pintaku

Jangan salahkan aku atas ketidaksampaian kasihku ini padamu

Kasihmu akan selalu kenang, sebagai semangat melanjutkan hidupku

Karena kau adalah cita-citaku

Kasih;

Ku mohon jangan jangan salahkan siapa-siapa

Jangan kau bentak siapa pun

Apalagi sampai kau marah padaku

Huh,, jangan lah marah

Karena tidak ada yang salah

Tidak sampainya kasih yang berakibat

Tak bersatunya kita

Itu atas kehedak-Nya

Jangan salahkan dirimu

Jangan salahkan aku

Jangan pula salahkan tukang pos yang terlambat mengantarkan salammu

Yang berakibat terlambat pula datangnya kasihmu padaku

Jam dinding terus berputar

Datangnya kasihmu yang terlambat padaku

Perlu kau tahu

Kasihmu sangat terlambat datangnya

Hingga aku tak punya waktu lagi untuk membalasnya

Aku berusaha berlari menuju tempat yang terdekat

Untuk menyampaikan kasihku

Ku telah berusaha kasih

Namun aku terlambat

Karena kasihmu yang terlambat

Namun sekali lagi aku sampaikan

Itu bukan salah tukang pos

Perlu kau tahu ada beribu surat yang harus diantar oleh tukang pos

Bukan hanya kasihmu saja

Maka jangan salahkan tukang pos itu

Tahukah kau

Usaha tukang pos itu patut kita acungi jempol

Ia berusaha mencari bantuan

Untuk menyampaikan kasihmu

Agar sampai padaku

Sampai waktu yang lama

Aku belum menanggapinya

Karena memang dalam waktu yang lama itu

Aku belum menerima kasihmu

Aku terbelalak tak percaya

Dalam anganku kasihmu sungguh indah

Tukang pos ikut gelisah

Memikirkan hubungan kita

Ak berlari mencari tukang pos itu

Menanyakan kebenaran

Keindahan hasih yang sampai padaku

Aku terbelalak kegirangan

Sungguh indah kasihmu

Ia jelaskan perlahan padaku

Bagaiman keindahan kasihmu yang sampai padaku

Namun aku telat membalas kasihmu

Kau telah bersamanya

Aku yakin kau tidak menginginkannya

Namun kau yang terpaksa bukan?

Jangan bersedih

Karena aku akan bersedih jika kau bersedih

Tapi aku yakin kau lebih bahagia

Meskipun aku susah

Aku akan rindu dengan kasihmu

Yang indah

Aku akan mengingatnya

Sampai kita bertemu

 Untuk menyatukan kasih kita

Berdua

Seatap

Saling berbincang

Membicarakan yang patut untuk dibicarakan

Dari kasihmu yang sampai

Dan kasihku yang tidak sampai

Aku memutuskan

Untuk merindukanmu

Sampai kita bertemu

Menyampaikan rindu

Yang selama ini beku

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun