Aktifitas tracking atau pendakian selalu menjadi tantangan yang tak pernah terpuaskan bagi pecinta wisata alam. Bagi pecinta tracking, suguhan keindahan alam khas  puncak gunung selalu menjadi mimpi indah. Akan tetapi, jarang orang yang bisa memuaskan hasratnya tersebut. Mengingat aktifitas trakcing membutuhkan banyak persiapan, peralatan, dan waktu. Sementara kita memeiliki keterbatasan dalam hal tersebut. Namun anda patut bergembira, karena rumus diatas tidak berlaku di Gunung Api Purba Nglanggeran, Jogja. Gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun yang lalu. Gunung nglanggeran ini, adalah sisa gunung purba yang berada di kawasan Pathuk, Gunungkidul, Jogja. Dapat ditempuh dalam waktu satu jam perjalanan dari pusat kota Jogja. Jika anda adalah orang yang bermimpi melakukan tracking namun terbatas peralatan dan waktu, gunung Nglanggeran merupakan jawaban mimpi anda. Pendakian ke puncak hanya memakan waktu 3 hingga 4 jam untuk tiba di sisi timur Gunung Nglanggeran. Dan sesampainya di puncak ini, pemandangan khas ala puncak pun telah terhampar. Sejauh mata memandang yang terlihat hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang. Dan ketika senja datang, Kota Jogja akan terlihat laksana lautan kunang-kunang. Taburan cahaya bintang dan gemerlap lampu kota yang terlihat dari kejauhan menjadi pemandangan romantis bagi siapa saja yang berkemah di gunung ini. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang. Disamping itu, keunikan lain yang dapat anda temui di Gunung ini adalah adanya sebuah Dusun di puncak gunung yang hanya boleh ditinggali oleh tujuh kepala keluarga (7KK). Mbah Redjodimulyo, demikian nama sesepuh  dusun Tlogo Mardidho yang tinggal di Pucak Nglanggeran itu, menuturkan bahwa di Puncak Nglanggeran hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Oleh karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga maka keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido. Demikianlah Gunung Nglanggeran yang kaya akan keindahan dan cerita. Keseluruhan pengelolaan wisata di Gunung Langgeran, di kelola oleh pemuda setempat yang tergabung dalam Karang Taruna. Kalau anda tertarik, dapat menghubungi pengelola perjalanan lokal yang menyediakan akses kesana. Salah satunya adalah Jogja Wisata. Selamat menikmati Jogja's Hidden Paradise :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H