Dalam rangka menuju peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional serta upaya pelestarian bahasa daerah di Indonesia, Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022 menggandeng Kopi & Kamu Cipete untuk menginisiasi program inovasi, yakni Kedai Kopi Multilingual pertama di Indonesia yang baru saja diluncurkan pada 6 Agustus 2022. Â
Program ini menawarkan pengalaman baru dalam memesan minuman dengan menggunakan bahasa daerah (6/8/2022).Â
Sebagai Ibukota Negara Repbulik Indonesia, DKI Jakarta telah menjadi primadona bagi para pendatang yang mencari peruntungan nasib dan harapannya. Hal ini membuat DKI Jakarta tidak hanya dihuni oleh sekelompok suku atau golongan saja.Â
Berdasarkan data yang terhimpun oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010, tercatat ada beragam suku yang menyebar di DKI Jakarta seperti suku Jawa (3,453 juta jiwa), suku Sunda (1,4 juta), suku Betawi (2,7 juta), dan lain-lain.Â
Kondisi Multikulturalisme yang ada menjadi tantangan baru terhadap penggunaan bahasa daerah yang mulai sedikit digunakan karena adanya keberagaman bahasa daerah yang ada.Â
Kedai Kopi Multilingual merupakan program inovasi pertama di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, yang memberikan wadah bagi generasi muda agar dapat menuturkan bahasa daerah ketika melakukan transaksi pembelian di kedai kopi.Â
Kedai Kopi Multilingual yang akan diadakan dari tanggal 6 sampai dengan 14 Agustus 2022 ini diselenggarakan oleh Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022 melalui Krida Gema Bahasa: Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah.Â
Para finalis yang tergabung sebagai penyelenggara program tersebut beranggotakan Mufid Muhammad, Arsyiela Azzahra, M. Rifqi Al Muiz, Daffa Aqilah, Anisya Septia, dan Ruth Gracia.
"Program ini merupakan rangkaian dari Gema Bahasa: Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah di Indonesia yang diinisiasi oleh tim untuk mengajak generasi muda agar dapat mengenal kembali bahasa daerah asal dan mempelajari bahasa daerah lain melalui kedai kopi," kata Mufid Muhammad, selaku ketua penyelenggara Gema Bahasa.Â
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuis jajak pendapat yang dibuat oleh penyelenggara, mayoritas responden yang berusia 16-25 tahun menganggap bahwa minimnya pengetahuan terkait bahasa daerah antarsuku serta lingkungan yang tidak mendukung adanya penggunaan bahasa daerah karena kondisi kehidupan multikulturalisme di DKI Jakarta.Â
Hal inilah yang menjadi latar belakang atas terselenggaranya Krida Gema Bahasa ini.
Coffee Organization Indonesia (2017) menyebutkan bahwa konsumsi kopi oleh kalangan remaja meningkat di Jakarta.Â
InternationalSebagai tempat yang kerap kali dikunjungi oleh generasi muda masa kini, kedai kopi merupakan lokasi yang tepat untuk menjadi sarana yang sesuai pula dalam melakukan kegiatan yang menargetkan generasi muda dalam pelestarian bahasa daerah.Â
Oka, selaku pemilik kedai kopi KOPKA, memberikan respons yang baik pada pelaksanaan program ini.Â
Beliau berharap, hadirnya program Kedai Kopi Multilingual bisa menjadi wadah yang inklusif bagi masyarakat sekitar untuk menuturkan bahasa daerah.Â
Mengacu pada kesepakatan dalam pemilihan judul Krida "GEMA BAHASA: Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah," harapannya gerakan ini dapat terus menyebar luas, menggema dengan berkelanjutan, juga berdampak baik bagi generasi muda di kehidupan bermasyarakat dalam upaya melestarikan bahasa daerah, khususnya bagi masyarakat DKI Jakarta. (MA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H