Mohon tunggu...
Mufidatul Husna
Mufidatul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - RI-SU

Mahasisiwi stiba arroyah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arrayah Mimpiku

13 Maret 2021   13:00 Diperbarui: 13 Maret 2021   13:22 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Embun dipagi hari membasahi dedaunan, dan pepohonan disekitar sekolahku.Ayam berkokok menyambut mentari di pagi itu.Mata yang masih sangat berat untuk dibuka.Namun, mentari sudah tidak sabar untuk menyambut pagiku.Aku pun harus memaksakan mataku untuk terbuka agar mentari itu tidak kecewa padaku.Akhirnya kubangun dan bergegas untuk mempersiapkan segalanya agar aku tidak terlambat kesekolah.

          Kini aku berada di jenjang smp, nama sekolahku SMPUT(SMP UNGGUL TERPADU). Pada saat itu aku berada di kelas 3 smp.Ketika aku ingin berangkat kesekolah aku berbincang-bincang dengan temanku membahas dimana kami akan melanjutkan sekolah kami. ketika itu aku sempat berpikir untuk tidak akan sekolah di sekolah negeri, karena aku takut ketika aku sekolah di sekolah negeri aku akan melupakan segalanya yang aku dapat dari SMPUT karena disana kami diajarkan untuk selalu menjaga pergaulan dan diajarkan untuk menghafal al-qur'an. bahkan aku sempat berpikir dan bermimpi akan terus melanjutkan jenjang pendidikanku di pesantren sampai aku kuliah. Namun, kata teman-temanku dan orang tuaku tidak ada yang namanya kuliah di pesantren. aku tidak akan berputus asa untuk terus memimpikan impianku.

          Ketika aku memasuki jenjang SMA aku melanjutkannya di pondok pesantren setelah berkeliling kota pekan baru bersama temanku. dari sanalah aku belajar  banyak mengenai kehidupan sosial dalam lingkungan penjara suci. penjara suci adalah sebutan untuk pesantren, karena didalam pesantren itu kita seperti dikurung namun semua itu untuk kebaikan para santri-santrinya. yang didalamnya suci atau sedikitnya perbuatan ma'siatnya dan diterapkannya amr ma'ruf nahi munkar.

          Dipesantren aku belajar untuk saling berbagi, belajar untuk saling menghargai dan belajar untuk terus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita impikan. Dari sanalah aku memahami arti persaudaraan yang hakiki. Begitu banyak pelajaran yang aku dapatkan dari pondok pesantren.

          Banyak kejadian ataupun pengalaman-pengalaman yang sangat menakjubkan saat aku berada di pesantren, dari mulai menjadi murid baru sampai aku menjadi alumni. Kini semua itu hanya tinggal kenangan yang sangat berharga.

          Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun telah berlalu dengan sangat cepat hingga akhirnya aku harus mengangkat kakiku dan pergi meninggalkan pondokku tercinta untuk terus mengejar impianku. Aku pun mulai mencari dan mendaftar di berbagai jami'ah. Namun, dulu akuu pernah beri'tiqod dan hanya yakin pada satu jami'ah yaitu jami'ah arroyah SUKABUMI. kenapa aku pilih Arroyah? Karena aku tau di Arroyah itu adalah jami'ah atau kampus yang bisa tinggal langsung didalamnya seperti pondok pesantren tidak seperti di kampus lain yang harus ngekos atau tinggal ditempat saudara atau yang lainnya deh. Dan aku pun sudah pernah bermimpi agar bisa kuliah sambil mondok. Jadi dunianya dapat juga akhiratnya. Awalnya kedua orang tuaku tidak menyetujui pilihanku namun aku sudah mulai membujuknya sejak aku kelas 5 ma'had/ kelas 2 Aliyah. Setiap aku menelpon orangtuaku aku selalu membicarakan hal ini, namun respon orang tuaku tidak sesuai dengan impianku dan mereka selalu mengatakan "udahlah, kuliah disini aja yang deket". Namun aku tidak putus asa untuk selalu berdoa dan berusaha membujuk mereka dengan segala kemampuanku. Dan pada akhirnya mereka mengizinkanku untuk kuliah diluar daerah pekanbaru, itupun berawal dari seorang ustadzku yang bertanya kepadaku "dimana kamu akan kuliah nak?" "inginnya sih di Arroyah ya ustadz, namun kedua orang tuaku tidak mengizinkanku ya uztadz" ujarku. Lalu tiba-tiba ustadz menyuruhku untuk memanggil kedua orangtuaku menghadap beliau. Ketika pesan ini aku sampaikan pada kedua orang tuaku, mereka tiba-tiba langsung menyetujui dan mengizinkanku sekolah di Arroyah, Tanpa harus menemui ustadz.

          Ketika aku sudah mendapatkan izin aku mulai mendaftar di Arroyah, selain di arroyah aku juga mencoba ambil jalan Sbmptn yang diUIN SUSKA RIAU namun mungkin belom berjodoh jadi belum lulus. Setelah selesai mengisi formulir pendaftaran, melakukan tes tulisan, dan lisan untuk masuk Arroyah. Aku hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan diterima atau tidaknya di Arroyah. Setelah beberapa minggu akhirnya hasil pengumuman keluar untuk gelombang pertama dan hasilnya membuatku cukup berkecil hati. Setelah pengumuman itu keluar dan aku mengetahui kalau aku mungkin belum berjodoh dengan Arroyah aku terus berusaha untuk mendafatar di universitas lain, namun setelah beberapa hari keluarlah pengumuman untuk hasil kelulusan untuk gelombang kedua dan ternyata aku lulus. Aku sangat bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk menimba ilmu di Arroyah impianku sejak SMP walaupun dulu aku belum tau namanya, namun ciri-ciri dan kriteria kampus impianku itu ada pada Arroyah.

           Ketika mengingat-ingat masa kecilku aku teringat akan impianku di masa kecil yaitu aku ingin sekali bisa membaca alqur'an dan bisa memahami ma'nanya pada saat aku membacanya. Impianku itu terus mucul di benakku ketika aku ingin berangkat mengaji di mushola yang dekat dengan rumahku. Ternyata Allah SWT mengabulkan impianku dan doa-doaku yang aku panjatkan setiap ingin berangkat mengaji.

          Dari pengalamanku ini aku bisa mengambil pelajaran dan hikmahnya bahwa setiap doa yang kita panjantkan dan kita minta dengan hati yang tulus Allah SWT pasti akan kabulkan baik itu dalam waktu dekat atau dalam jangka waktu yang cukup lama, kita harus mengingatnya bahwa Allah SWT tidak akan mengabaikan doa-doa kita. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-qur'an

" "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun