Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? pendidikan karakter adalah proses menanamkan nilai-nilai moral yang baik dan akhlak yang positif kepada peserta didik, agar mereka dapat menjadi pribadi yang berakhlak mulia, bermoral, dan berperilaku baik kepada sesama.
Lalu bagaimana pola pendidikan karakter terhadap beberapa lembaga pada saat ini? pola pendidikan di beberapa sekolah terlalu fokus pada penguasaan aspek kognitif sementara pembentukan karakter kurang diperhatikan. Akibatnya hati nuraninya menjadi tumpul, kurang memiliki empati antara sesama, lemahnya solidaritas, kurang tahan terhadap tekanan yang menghadap, menyukai budaya instan, egois, individualistis, kurang peka terhadap kondisi di lingkungannya, tidak memiliki sikap kritis dalam menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di masyarakat, dan sebagainya. Maka dari itu sekarang ini banyak bermunculan
kasus yang timbul pada dunia pendidikan seperti:
a. kekerasan seksual dan kekerasan fisik
b. minimnya nilai kejujuran dan integritas
c. lemahnya pendidikan karakter pada diri peserta didik
d. maraknya tawuran antar pelajar
e. minimnya rasa peduli dan toleransi dalam diri peserta didik
f. lingkungan karakter yang membawa ke arah negatif
g. timbulnya karakter siswa yang lemah dan mudah menyerah dimana suatu lembaga hanya berfokus pada pemberian pendidikan yang tinggi tetapi tidak tahan banting/ lemah
Apa usaha yang dapat guru lakukan untuk melawan lemahnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan? usaha guru dalam menumbuhkan karakter siswa dalam bidang pendidikan dengan cara menanamkan nilai kemandirian, tanggung jawab, gotong royong, kegiatan positif seperti memilah sampai organik, memanen ikan dan lain-lain. kegiatan pembiasaan ini dapat memperkuat dan menumbuhkan karakter siswa dengan baik dan menjadi siswa  yang tangguh dengan menanamkan 3 aspek didalamnya, aspek kognitif yaitu proses berfikir dan mengenal kegiatan positif dan bermanfaat yang berada disekitar lingkungan sekolah, kemudian aspek afektif yaitu menumbuhkan rasa semangat, senang, dan bangga terhadap diri peserta didik, dan terakhir adalah aspek psikomotorik dengan melibatkan siswa secara langsung mencoba dan melakukan hal-hal positif tersebut. Karena hal tersebut merupakan awal pengaplikasian pendidikan karakter pada diri peserta didik yang dimulai dari lingkungan untuk menciptakan karakter peserta didik yang berakhlak mulia, gotong royong, mandiri, kreatif, dan menjadikan bekal pengalaman yang positif bagi kehidupannya di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H