Mohon tunggu...
mufida rahma
mufida rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - tetap sehat

Mufida Rahma 21107030033 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki", Apakah Dia Benar-benar Memutuskan untuk Mati?

17 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 17 Februari 2022   12:07 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki/dokumentasi pribadi

Para pecinta buku novel khususnya terjemahan dari bahasa lain, sepertinya sudah tidak asing mendengar tentang kisah nyata perjalanan seorang perempuan pada novel “I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki”. Perempuan asal negri gingseng yaitu kota Seoul, Korea Selatan menarik perhatian para pembaca setelah menulis novel  yang berjudul “죽고 싶지만 떡볶이는 먹고 싶어” dalam bahasa korea

Atau yang lebih sering didengar dengan sebutan “I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki” dalam bahasa Indonesia sendiri sering diartikan dengan “Aku Ingin Mati tapi Aku Ingin Makan Tteokpokki”. Novel tersebut menjadi bestseller di korea selatan sehingga banyak dilirik oleh berbagai penerbit dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa lain salah satunya bahasa Indonesia. 

Hasil cetakan pertama dalam bahasa Indonesia dirilis pada bulan Agustus 2019 yang kemudian dilanjutkan pada cetakan kedua bulan Oktober 2019 dan cetakan kesebelas pada bulan September 2020 oleh Penerbit Haru. 

Novel ini memiliki 236 halaman yang penuh dengan lika-liku kehidupan kesehatan mental khususnya perjalanan pengobatan dari penyakit distimia yang dimiliki sang penulis yakni Baek See Hee. 

Instagram Baek Se Hee/ @sentido90
Instagram Baek Se Hee/ @sentido90

Dalam novel ini Baek Se Hee berbagai perjalanan kehidupannya yang mengidap penyakit distimia atau sering dikenal dengan depresi berkelanjutan. Dia telah mengidap distimia sejak lama hingga akhirnya pada tahun 2017 menemukan sebuah rumah sakit serta psikiater yang cocok dan menjalani pengobatan dengan berbagai cara.

Berbagai pengobatan yang membantu mengatasi penyakitnya ini adalah dengan melalui obat-obatan maupun konsultasi rutin. Makanan yang sangat dia sukai adalah tteokpokki, sebuah jajanan khas korea selatan yang terbuat dari tepung beras dan pada bagian luarnya dilumuri saus gochujang pedas. 

Jadi itulah mengapa novel ini diberi judul “Aku Ingin Mati tapi Aku Ingin Makan Tteokpokki”. Baek See Hee menjalani kehidupan masa mudanya dengan berbagai kecemasan terhadap standar kehidupan dan pendapat orang lain tentang jalan hidupnya. 

Standar kehidup dikorea selatan yang idealis dan glamor membuat dia sering berfikir bahwa dia adalah satu-satunya orang yang tidak beruntung dan hidup dalam ketidakadilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun