Mohon tunggu...
Mufarrohah Diah Putri
Mufarrohah Diah Putri Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Mitra Keluarga

menyukai hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fatherless: Ketidakterlibatan Peran Ayah terhadap Pola Asuh dan Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

27 Juli 2024   12:10 Diperbarui: 27 Juli 2024   12:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Indonesia kerap kali disebut dengan Fatherless Country dimana negara tersebt kekurangan peran ayah dan figur ayah secara signifikan dalam kehangatan keluarga terlebih peran ayah terhadap anaknya. Kurangnya figur ayah dalam pola asuh anak membuat anak anak di Indonesia menjadi FatherHungry atau lapar pada sosok ayah. Hal tersebut menyebabkan kerusakan psikologis anak yang berujung pada pergaulan bebas.

Walaupun tidak banyak ilmuwan yang mengatakan kekurangan peran ayah dapat berdampak buruk pada psikologis anak yang membuat anak tersebut tidak bisa memilah pergaulan. Terbukti pada banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia salah satunya berita tentang meniggalnya Papa Dali menjadi kontra bagi para anak dengan Fatherless(Yuris et al., 2019).

Pembuktia tersebut mematahkan opini bahwa Pendidikan anak bergantung pada ibu dan tugas ayah hanya mencari nafkah. Jika terjadi sesuatu pada anak, iulah oang pertama yang disalahkan tanpa memperdulikan keterlibatan peran ayah dalam mendidik dan merawat anak.

PEMBAHASAN

Dari data yang dikutip, anak anak dengan potensi pergaulan bebas merupakan anak anak yang terlagir di keluarga yang Broken Home dan atau keluarga bermasalah. Padahal keterlibatan ayah dalam pola asuh anak berdampak positif bagi anak termasuk dalam perkembangan kognitif, perkembangan emosi dan kesejahteraan psikologis, perkembangan social, Kesehatan fisik,(Waroka, 2022)

Meski banyak manfaat psotif dari peran ayah terhadap anaknya, Indonesia masih mengalami krisis mengenai hal tersbut dan menjadikan Indonesia memiliki banyak anak yang kurang berkualitas dan pergaulan bebas yang merugikan banyak pihak, termasuk anak tersebut sendiri.

Kurangnya stimulasi dari sosok ayah juga melahirkan anak anak dengan gangguan psikologis, social dan lainnya. Banyak factor yang mengakibatkan ayah kurang paham mengenai peran dan fungsinya bagi keluarga selain menafkahi secara ekonomi, salah satunya Pendidikan, pola asuh ayah sebelumnya (traumatis) dan budaya.

Papi Abe (Bapak Benny), memperlihatkan sekaligus membuktikan bahwa peran ayah sangat penting dalam membentuk karakter dan juga keberanian anak. Papi Abe dan Papa Dali juga mematahkan stigma bahwa mengurus anak adalah urusan ibu (Sulistyowati, 2019).

PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun