Disini kami menggunakan tanaman eforbia, bunga kertas, sirih merah, buah pir, bayam, buah salak, buah jeruk dan kulit jeruk.
   Alat :
1. Mortar Pastle
2. Beaker Glass
3. Spatula Stainlessteal
4. Plat tetes
5. Pipet
Langkah Percobaan:
1. Siapkan alat - alat dan bahan untuk praktikum.
2. Cuci alat - alatnya.
3. Isi Beaker Glass dengan air suling secukupnya.
4. Simpan plat tetes berjejer.
5. Siapkan larutan NaOH dan HCl.
6. Mengambil sedikit potongan bahan tanaman kemudian potongan tersebut di letakan di mortar pastle.
7. Masukan air suling secukupnya ke dalam mortar pastle yang sudah diisi dengan potongan tanaman.
8. Menggerus bahan yang sudah masuk ke dalam mortar pastle
9. Setelah tergerus dengan rata, cairan hasil gerusan di pindahkan ke plat tetes menggunakan spatula stainless steel sesuai dengan bagian yang sudah di tuliskan dan dipisahkan per bahan.
10. Memasukan larutan HCl ke bagian asam, NaOH ke bagian basa menggunakan pipet tetes.
11. Setelah semua di lakukan, lihat reaksi apa yang di timbulkan dari masing - masing tanaman setelah di campur dengan larutan NaOH dan HCl.
12. Jangan lupa setelah melakukan praktikum agar mencuci kembali alat-alat dan menyimpannya dengan rapih.
Berikut tabel serta dokumentasi hasil praktikum:
Kesimpulan
Kesimpulan yang kami peroleh dari hasil praktikum indikator alami asam basa adalah cara membuat indikator alami yaitu dengan cara mencampur semua bahan alami dengan beberapa tetes air dan menggerusnya sampai halus lalu tuangkan ke 3 tempat berbeda. Pada tempat pertama, ekstrak bahan alami tanpa campuran apapun. Kedua, campur ekstrak tersebut dengan larutan HCl dan terakhir, campur dengan larutan NaOH.
Dengan cara tersebut kita dapat mengetahui apakah bahan alami tersebut dapat dijadikan indikator alami atau tidak. Bahan alami yang cocok dijadikan indikator asam basa yaitu bahan yang mengalami perubahan warna secara signifikan. Contohnya pada praktikum kali ini yaitu, tanaman eforbia yang awalnya berwarna coklat keruh ketika dicampur HCl berubah menjadi jingga. Sedangkan, ketika dicampur NaOH berubah menjadi hijau. Selain itu, pada tanaman bunga kertas yang awalnya berwarna merah muda ketika dicampur HCl berubah menjadi ungu. Sedangkan, ketika dicampur NaOH berubah menjadi kuning. Dikarenakan dalam bunga kertas terdapat zat flavonoid, glikosida, fenol, alkaloid, saponin, steroid, tannin dan terpenoid, sedangkan pada bunga eforbia terdapat zat Antosianin. Kandungan zat pada kedua bunga tersebut dapat merubah warna saat diteteskan larutan bersifat asam maupun basa. Sehingga dapat kita aplikasikan sebagai indikator alami.
Praktikum indikator alami memberikan kita kesempatan untuk mengamati indikator alami yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Kami berharap bahwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari praktikum ini, kita dapat lebih menghargai dan menjaga sumber daya alam dengan lebih baik untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.