Mohon tunggu...
Muh. Fariduddin Attar
Muh. Fariduddin Attar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 22 Universitas Negeri Surabaya. Saya juga seorang madridista sejati yang siap mendukung Real Madrid sampai kapanpun dan apapun yang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Penggambaran Gender pada Cerita Rakyat Indonesia

6 April 2024   19:43 Diperbarui: 7 April 2024   00:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sang Prabu di kerajaan itu bernama Raden Putra, ia memiliki seorang permaisuri dan seorang selir. Raden Putra sangat menyayangi permaisurinya, dan di saat yang bersamaan, ia juga sangat menyayangi selirnya."

Berbeda dengan sebelumnya, tokoh perempuan cenderung lebih subordinat ketimbang tokoh lelaki. Seperti yang tergambarkan dalam karakter tokoh Surati pada cerita rakyat Asal-usul Banyuwangi.

"Tanpa mendengar penjelasan Surati, Raden Banterang yang masih sangat marah menyeret istrinya itu ke tepi sungai. Ia pun segera menghakimi Surati saat itu juga.
“Kau, istri tak tau diuntung mengakulah! Kau ingin balas dendam padaku bukan?”
“Aa, apa maksudmu suamiku?” Surati masih tidak mengerti.


Akan tetapi, bukan tidak mungkin bagi karakter wanita untuk terlepas dari karakter subordinat, bahkan beberapa karakter wanita dalam cerita rakyat juga digambarkan sebagai sosok dominan yang bisa menyamai lelaki dalam satu hal tertentu, seperti pada karakter Roro Jonggrang di cerita rakyat yang berjudul Roro Jonggrang dan Legenda Candi Prambanan.

"Ide licik untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso terbesit dalam pikirannya. Sontak, ia memerintahkan para dayangnya untuk menyalakan api obor dan membakar jerami sehingga mengubah warna langit menjadi merah dan membuat ayam jantan berkokok bersahutan menyangka hari sudah pagi."

REFERENSI

Amala, Beta Mustauda, and Rudi Ekasiswanto. 2013. “Objektivikasi Perempuan Dalam Lima Cerita Rakyat Indonesia: Analisis Kritik Sastra Feminis.” Semiotika 14(2): 139–54. https://repository.ugm.ac.id/128490/.

A, Siti Hardiyanti. 2021. “Analisis Gender Dalam Cerita Rakyat (Kajian Semiotika Roland Barthes) (Gender Analysis in Folklore (the Semiotic Study of Roland Barthes)).” Kibas Cenderawasih 18(1): 100–113. doi:10.26499/kc.v18i1.296.

Erwin, Juansah Dase, Mawadah Ade Husnul, and Kartika Devi Ade Anggraini. 2021. “Rekonstruksi Cerita Rakyat Pulau Jawa Berdasarkan Perspektif Kesetaraan Gender.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6(1): 39–44. https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JP-BSI/article/view/2053.

Mashudi, Arif, and Muhammad Edy Thoyib. 2019. “Konstruksi Maskulinitas Dalam Cerita Rakyat Jawa.” Egalita 12(2): 1–10. doi:10.18860/egalita.v12i2.7938.

Qur’ani, Hidayah Budi. 2021. “Citra Tokoh Perempuan Dalam Cerita Rakyat Jawa Timur.” JENTERA: Jurnal Kajian Sastra 10(2): 176. doi:10.26499/jentera.v10i2.1468.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun