Mohon tunggu...
Muhammad Enriko Riskirabbani
Muhammad Enriko Riskirabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Administrasi Perkantoran Universitas Airlangga

Tertarik akan fenomena sosial serta minat dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Film

Harta Karun Ir Soekarno dan Film "Kala"

13 Juni 2022   09:39 Diperbarui: 14 Juni 2022   18:49 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala adalah film Indonesia yang dirilis pada 19 April 2007 yang disutradarai oleh Joko Anwar dan dibintangi antara lain oleh Fachri Albar, Ario Bayu dan August Melasz. Kala adalah Film yang bergaya “Noir” yang disebut-sebut sebagai lompatan tinggi dalam sejarah perfilman Indonesia. 

Film ini berkaitan erat dengan maraknya paradigma yang beredar di masyarakat indonesia yaitu tentang harta peninggalan presiden pertama Indonesia, Banyak spekulasi mengenai harta karun presiden pertama Republik Indonesia yang kharismatik ini. 

Soekarno sendiri merupakan tokoh yang melekat pada hati masyarakat Indonesia, selain beliau merupakan perumus Pancasila beliau juga tokoh yang membacakan proklamasi Republik Indonesia.

Oleh karena jasanya yang sangat besar, tak heran jika masyarakat Indonesia menaruh hati pada presiden pertama mereka. Kepiawayannya dalam berdiplomasi membuat Indonesia juga berhubungan baik dengan banyak negara.

Oleh karena itulah masyarakat Indonesia berspekulasi bahwa beliau tentunya tidak hanya meninggalkan peninggalan berupa negara dan jasa-jasanya yang luar biasa besar. Banyak beredar di masyarakat bahwa Soekarno meninggalkan harta karun yang cukup fantastis nilainya.

Dalam film Kala sendiri menceritakan bahwa seorang jurnalis yang sedang menyelidiki suatu kematian misterius suatu keluarga. Yang dimana disitu terdapat barang bukti berupa rekaman yang dinilai sangat rahasia dan tidak boleh diketahui oleh sembarang orang. Rekaman tersebut layaknya suatu tembang yang pada intinya menunjukkan suatu lokasi, rekaman tersebut berbunyi “Wonten bukit Bendonowongso, wonten ngajeng Candi Pitu Anak Tangga” (ada di bukit bendonowongso, ada di depan candi pitu anak tangga). 

Dalam cerita disebutkan bahwa ada seorang pejabat yang berambisi untuk mengetahui isi dari rekaman tersebut. Dalam film diceritakan bahwa siapa yang menghetahui isi dari rekaman tersbut yang notabene merupakan suatu lokasi yang dimaksud akan meninggal bagaimanapun caranya.

Oleh karena itu Kala menjadi film yang sangat mampu membawa suasana yang mencekam serta membawa indonesia ke kancah internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun