Jangan Sakiti Muridmu!
Menyakiti murid baik secara sengaja atau pun tidak adalah sebuah kemaksiatan karena murid adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa. Maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah, yang bila dilakukan akan berdosa. Perilaku maksiat tidak selalu diidentikkan dengan tindakan yang melanggar asusila.
Apapun bentuk maksiat tersebut, tetap saja ketika setelah melakukannya, pasti akan muncul keresahan dalam hati yang mempengaruhi ketenangan jiwa.
Pertanyaan yang agak aneh untuk dijawab dan mungkin sedikit diragukan keabsahannya adalah kenapa seorang guru harus menyakiti muridnya? Perbuatan apa saja yang dikategorikan menyakiti murid? Apa mungkin seorang guru menyakiti muridnya?.
Sepanjang hari yang dilakukan guru di kelas adalah membersamai muridnya untuk mengenalkan ilmu pengetahuan, mengajarkan keterampilan, dan memastikan muridnya terjaga akhlak, dan identitas dirinya.
Sejatinya guru adalah manusia biasa. Pintu maksiat terbuka lebar dan berpeluang dilakukan oleh siapa pun termasuk guru. Seorang guru dikatakan menyakiti muridnya apabila:
1. Enggan menerima murid-muridnya dengan segala kekurangan mereka karena mereka bukan malaikat. Tidak ada alasan untuk lari dari meluruskan kesalahan-kesalahan itu karena Anda adalah murabbi (pendidik) dan ini yang diharapkan dari Anda.
2. Meremehkan murid-murid Anda. Ingatlah bahwa banyak di antara orang-orang besar menjadi besar lantaran satu kata dari seorang guru yang melejitkan mereka dan memantik cita mereka hingga menggapai puncak.
3. Acuh tak acuh kepada murid. Perbagus cara interaksi Anda dengan para murid. Berapa banyak guru yang mendapat doa dari murid setelah bertahun-tahun terlewati, atau setelah berada di liang kubur.
4. Mengajar tanpa konsep dan tidak ada nilai keislaman. Semua mata pelajaran dapat dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam. Tinggal bagaimana Anda mencari media yang tepat.
5. Setiap menit keterlambatan Anda dalam memulai pelajaran atau keluar sebelum waktu selesai adalah hak murid, ia akan mengambilnya pada hari penghitungan amal.
6. Tidak pernah menyebut nama mereka dalam doa kita. Berapa banyak guru yang menjadi sebab lurusnya arah berpikir kaum muda sehingga ia mendapatkan doa-doa tulus dan kebaikan yang mengalir. Ya Allah, tambahkan dan berkahi setiap guru yang kuat, bertanggung jawab, dan senantiasa berbuat baik.
7. Mengajar tidak semangat dan bermalas-malasan. Di depan Anda ada generasi. Bangkitkan jiwa mereka, ajarkan cinta kepada ilmu, dan bangunkan semangat. Barangkali satu kata dari Anda dapat membakar spirit dalam hatinya dan menjadi kebaikan untuk ummat.
8. Menjadi monster bagi murid Anda. Rasa takut murid Anda terhadap Anda bukanlah pertanda keberhasilan dan keterampilan Anda dalam menegakkan kedisiplinan. Itu hanya pertanda bahwa Anda gagal dalam memerankan pendidikan. Pendidikan itu membawa ketegasan dan kasih sayang bukan dengan menakut-nakuti.
9. Berbuat kasar kepada mereka. Ingatlah bahwa Anda mempunyai anak yang diajar oleh guru-guru seperti Anda. Maka berbuat baiklah kepada anak orang niscaya Allah akan menyiapkan bagi anak Anda guru-guru yang akan berbuat baik kepada mereka. "Balasan sesuai dengan amal perbuatan."
10. Tidak mengikhlaskan niat utk Allah. Karena sesungguhnya Anda sedang melakukan tugas para Nabi. Dan jika Anda mengharap pahala dalam pekerjaan Anda, maka setiap jam adalah Anda dalam timbangan kebaikan.
Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H