Mohon tunggu...
Mudzakkir Harun Alrasyid
Mudzakkir Harun Alrasyid Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mudzakkir Harun Alrasyid mulai bergabung mengajar di SDIT Miftahul Ulum Cinere Depok Jawa Barat tahun 2003. Untuk keempat kalinya menulis buku tentang best practice dan motivasi. Demak Kota Wali Jawa Tengah adalah tempat kelahirannya. Zodiaknya Leo bagi yang ingin tahu bulan lahirnya. Anak terakhir dari jumlah enam bersaudara. Kurikulum adalah pekerjaan utama dan jabatannya saat ini Keahliannya menulis puisi dan menjadi juri literasi tingkat kota Depok. Ikut serta diamanahkan sebagai tutor PGSD Univesitas Terbuka di hari Sabtu dan Minggu. Ramaikan guru penggerak angkatan 8 kota Depok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Balik Semangat Baliah "Aa Kasihan Aa"

29 Januari 2024   14:44 Diperbarui: 29 Januari 2024   14:51 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat itu penting, karena semangat adalah kunci keberhasilan. Semangat itu perlu, karena semangat adalah pelumas solusi masalah.  Semangat itu kebutuhan, karena semangat adalah sahabat perjuangan. Semangat itu kekuatan karena semangatlah, tugas menjadi tuntas.

Baliah adalah perempuan paruh baya dari Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Baliah memang tergolong keluarga tidak mampu. Sehari-harinya ia mengemis di Kawasan Gunung Salak, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia juga berkeliling pemukiman serta Curug Cigamea setiap akhir pekan.

Kalimat yang diucapkan Baliah saat mengemis 'Aa kasihan aa' mulai viral setelah video seorang ibu nampak meminta-minta diunggah di akun Instagram. Pada video tersebut, terlihat ibu tersebut tengah melakukan aksinya menengadahkan baskom sambil melantunkan kalimat 'Aa kasihan aa' dengan nada khas.

Dari video itulah, akhirnya banyak netizen yang menyoroti aksi dan nada khas sang ibu hingga videonya viral dari Instagram hingga di TikTok.

Sesungguhnya kemiskinan bukan untuk dipolitisasi dan dieksploitasi. Orang miskin dan kemiskinan adalah ladang amal. Keberadaan orang miskin adalah cara Tuhan untuk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan kita. "Jangan ngaku beriman jika tetangga kanan kirinya masih ada yang kelaparan".

Sementara kemiskinan adalah mental yang mesti dirubah dan diberantas. Mental minta-minta, mental gratisan, mental pemalas, mental potong kompas, termasuk mental jualan data orang miskin, semua itu adalah Mental Pengemis yang membuat bangsa ini rendah dan terhina, itulah kemiskinan kultural.

Sudah saatnya kita bangkit dan sadar, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Menjaga harga diri lebih baik dari pada menjatuhkan kehormatan hanya demi sesuap nasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun