Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejatinya Urip Iku Urup

22 November 2024   03:02 Diperbarui: 22 November 2024   08:47 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Urip Iku Urup

Sejatinya "urip iku urup" adalah sebuah ajaran yang universal dan relevan untuk semua zaman. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kita dapat hidup lebih bermakna dan memberikan kontribusi positif bagi dunia. Perpaduan antara falsafah Jawa dan ajaran Islam dalam filosofi ini menunjukkan kekayaan budaya dan spiritualitas bangsa Indonesia

Urip iku urup adalah sebuah pepatah Jawa yang mengandung makna mendalam tentang tujuan hidup manusia. Pepatah ini sering dikaitkan dengan ajaran Islam, membentuk sebuah sinergi yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan.

Makna mendalam "Urip Iku Urup" secara harfiah, "urip" berarti hidup dan "urup" berarti menyala. Jadi, "urip iku urup" dapat diartikan sebagai "hidup itu menyala". Makna yang terkandung di dalamnya jauh lebih luas daripada sekadar definisi harfiah.

Filosofi ini mengajak kita untuk hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Seperti lilin yang menyala menerangi kegelapan, manusia diharapkan dapat menjadi sumber cahaya dan kebaikan bagi lingkungannya.

"Urip iku urup" mendorong kita untuk berbagi rezeki, ilmu, dan waktu dengan sesama. Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkaya diri sendiri.

Setiap individu memiliki peran penting dalam masyarakat. Filosofi ini mengingatkan kita untuk berkontribusi secara aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Dengan hidup bermanfaat dan berbagi, kita akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang sejati. Hidup menjadi lebih bermakna karena kita telah memberikan sesuatu.

 Dalam falsafah Jawa, konsep "manunggaling kawula lan Gusti" (penyatuan manusia dengan Tuhan) sangat sentral. "Urip iku urup" sejalan dengan konsep ini karena mengajak manusia untuk menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari alam semesta dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam.

Ajaran Islam juga menekankan pentingnya berbagi, berbuat baik, dan membantu sesama. Konsep ihsan (berbuat baik kepada sesama makhluk) dan amar makruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran) sangat relevan dengan filosofi "urip iku urup".

Membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, saling tolong menolong, dan menghormati perbedaan. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menjaga lingkungan dan melestarikan alam. Memperdalam iman dan takwa, serta mendekatkan kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun