Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Becik Ketitik ala Ketara

20 November 2024   05:20 Diperbarui: 20 November 2024   07:19 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Becik Ketitik Ala Ketara

Ungkapan "Becik ketitik ala ketara" adalah salah satu peribahasa Jawa yang sangat populer dan sarat makna. Ungkapan ini secara harafiah berarti "perbuatan baik akan tercatat, perbuatan buruk akan terlihat". Namun, di balik kesederhanaan kalimatnya, terdapat filosofi mendalam yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai Islam.

Ungkapan ini menyiratkan adanya keadilan yang berlaku di dunia. Setiap perbuatan, baik atau buruk, akan mendapatkan balasannya. Tidak ada perbuatan yang sia-sia, dan setiap individu akan bertanggung jawab atas tindakannya.

Konsep karma dalam agama Hindu dan Buddha juga sejalan dengan makna "becik ketitik ala ketara". Perbuatan baik akan menghasilkan karma baik, begitu pula sebaliknya.

Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada perbuatan yang dapat disembunyikan selamanya. Perbuatan baik maupun buruk pada akhirnya akan terungkap dan diketahui oleh orang lain serta disaksikan oleh Allah Swt.

Filosofi utama dari ungkapan ini adalah bahwa setiap perbuatan memiliki akibat. Baik atau buruknya akibat tersebut tergantung pada niat dan tujuan dari perbuatan itu sendiri.

Ungkapan ini mendorong kita untuk selalu berbuat baik dan menjaga integritas. Dengan demikian, kita akan terhindar dari rasa khawatir dan penyesalan di kemudian hari.

Ungkapan ini juga mengajak kita untuk selalu intropeksi diri dan memperbaiki diri. Dengan menyadari bahwa setiap perbuatan akan berdampak, kita akan lebih berhati-hati dalam bertindak.

Ungkapan ini sejalan dengan konsep qada dan qadar dalam Islam, yaitu ketetapan Allah SWT. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah, termasuk akibat dari perbuatan manusia.

Ungkapan ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Mahaadil. Setiap individu akan mendapatkan dan menerima balasan yang setimpal atas perbuatannya di dunia.

Islam mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Tidak ada orang lain yang dapat menanggung dosa dan kesalahan kita.

Ayat Al-Quran yang relevan dengan ungkapan ini adalah: QS. Al-Zalzalah ayat 7-8: "Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun