Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dikira Cupu Ternyata Suhu

27 Oktober 2024   11:02 Diperbarui: 27 Oktober 2024   11:04 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri
dokpri

Dikira Cupu Ternyata Suhu

Sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna. Setiap diri memiliki keunikan dan kelemahan. Tak jarang kita menilai seseorang hanya melihat penampilan dari luar saja. Tak jarang pula kita pada akhirnya harus tertunduk malu setelah menyaksikan potensi yang dimiliki begitu luar biasa meskipun dengan penampilan biasa saja.

Apakah kita pernah mengalami situasi meremehkan seseorang yang kemudian ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa? Bagaimana cara kita bisa menciptakan lingkungan yang mendorong setiap individu untuk mengembangkan potensi mereka? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kecenderungan kita untuk menilai orang lain berdasarkan penampilan luar?

Ungkapan "Dikira Cupu Ternyata Suhu" adalah pengingat yang baik bahwa kita tidak boleh mudah terjebak dalam penilaian yang dangkal. Setiap individu memiliki potensi yang unik dan berharga, dan kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Ungkapan ini menarik karena menyajikan sebuah kontras yang menarik perhatian. Secara sederhana, ungkapan ini menggambarkan seseorang yang awalnya dianggap biasa-biasa saja, kurang kompeten, atau bahkan diremehkan (cupu), namun ternyata memiliki kemampuan atau pengetahuan yang sangat baik, bahkan di atas rata-rata (suhu).

Janganlah kita tidak terburu-buru menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan luar atau kesan pertama. Setiap individu memiliki potensi yang unik dan tidak selalu terlihat dengan jelas. Terkadang, kemampuan seseorang baru muncul dalam situasi yang tepat. Kita perlu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan kemampuan sebenarnya.

Mari kita runtuhkan stereotipe dan prasangka yang seringkali kita miliki terhadap orang lain, termasuk seorang siswa yang sering dianggap kurang fokus di kelas, ternyata memiliki bakat luar biasa dalam bidang seni. Seorang guru yang terlihat pendiam ternyata memiliki ide-ide inovatif yang sangat bermanfaat bagi sekolah. Seorang teman yang sering dianggap pemalu ternyata memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang sangat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun