Undangan Halal Bi Halal dan Status Sosial
Bicara halal bi halal adalah bicara silaturrahmi.  Bicara halal bi halal adalah bicara saling memaafkan. Bicara halal bi halal adalah bicara  tradisi rutin setelah lebaran.
Ketika ditanyakan apakah ada hubungan antara undangan Halal Bi Halal dan status sosial, maka ini akan menjadi kajian yang menarik. Tradisi Halal Bi Halal yang fitri seharusnya menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi dan saling memaafkan tanpa memandang status sosial.
Namun, dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang bisa mengaitkan undangan Halal Bi Halal dengan status sosial. Misalnya:
1. Skala Undangan: Halal Bi Halal yang diadakan oleh tokoh masyarakat atau pejabat terkadang lebih besar skalanya, dengan undangan yang lebih formal dan tamu-tamu tertentu.
2. Pemilihan Tempat: Undangan Halal Bi Halal mungkin diadakan di tempat mewah atau gedung pertemuan besar untuk menunjukkan gengsi atau status sosial penyelenggara.
3. Isi Undangan: Undangan yang dirancang secara mewah atau dengan pemilihan kata tertentu bisa jadi dimaksudkan untuk menampilkan kesan hormat dan status sosial yang tinggi.
Hal-hal tersebut di atas sebenarnya tidak menjadi esensi dari Halal Bi Halal. Â Yang terpenting adalah gsemangat kebersamaan dan saling memaafkan.
Berikut ini beberapa tips agar Halal Bi Halal tetap berfokus pada tujuannya:
- Gunakan Undangan yang simpel dan informatif, fokuskan pada silaturahmi dan maaf memaafkan.
- Pilihlah tempat yang nyaman dan mudah dijangkau semua undangan.
- Yang paling penting, hadirlah dengan ketulusan dan niat untuk mempererat hubungan silaturahmi.
Dengan cara tersebut, semoga tradisi Halal Bi Halal dapat menjadi perekat antar masyarakat tanpa memandang status sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI