Mohon tunggu...
MUDRIKAH AULIA PUTRI
MUDRIKAH AULIA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyukai hal hal sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Dakwah oleh Syamsul Yakin Dosen UIN Jakarta dan Mudrikah

4 Juni 2024   23:51 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah dapat dianggap sebagai ilmu jika diperoleh melalui proses penelitian dan pengamatan yang sistematis. Proses penelitian ini bisa dilakukan melalui studi di perpustakaan atau lapangan, sedangkan pengamatan bisa dilakukan secara individu atau dalam kelompok. Contohnya, seorang dai yang melakukan penelitian tentang cara terbaik untuk menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat melalui studi lapangan di berbagai daerah.

Selain itu, ilmu dakwah juga harus dihasilkan melalui percobaan yang dilakukan berulang kali hingga muncul konsep dan teori yang bisa dipelajari oleh siapa pun. Misalnya, seorang pengkaji dakwah yang mencoba berbagai metode penyampaian pesan dakwah kepada berbagai kelompok masyarakat untuk menemukan strategi yang paling efektif.

Pentingnya ilmu dakwah yang sistematis dan terencana juga menuntut penggunaan metode berpikir ilmiah yang objektif. Dengan demikian, ilmu dakwah tidak hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang ahli dalam bidang tersebut, tetapi juga mudah dipelajari oleh siapa saja yang tertarik untuk memahami dakwah secara lebih mendalam. Jadi, ilmu dakwah harus direncanakan dengan baik dan menggunakan metode yang tetap relevan untuk memastikan keberhasilan dalam menyebarkan pesan dakwah.

Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari cara menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara yang tepat dan benar. Untuk memahami ilmu dakwah dengan baik, kita perlu memahami hubungan antara pokok dan bagian-bagiannya. Ilmu dakwah harus bersifat analitis, artinya harus bisa diuraikan dengan tepat agar kita bisa memahaminya secara menyeluruh. Selain itu, ilmu dakwah juga harus bersifat objektif, artinya tidak boleh dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau prasangka. Ilmu dakwah harus didasarkan pada fakta yang ada, bukan hanya pada imajinasi atau emosi semata.

Selain itu, ilmu dakwah juga harus bersifat verifikatif, artinya konsep dan teori yang dibangun harus didukung oleh fakta yang ada. Kita juga perlu mendekati ilmu dakwah secara kritis, artinya kita harus melakukan analisis dan evaluasi yang teliti untuk memastikan kebenaran dari ilmu dakwah tersebut. Dengan pendekatan kritis, kita dapat merespons ilmu dakwah dengan cara berpikir ilmiah yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun