Meskipun program ini berjalan dengan baik, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi selama implementasi. Salah satunya adalah keterbatasan waktu, mengingat mahasiswa hanya memiliki waktu terbatas di sekolah. Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa bekerja sama dengan guru-guru untuk memastikan kesinambungan program setelah mereka meninggalkan sekolah. Guru-guru dilatih untuk melanjutkan metode Sinau Dolanan Angka secara mandiri.
Tantangan lainnya adalah keberagaman tingkat kemampuan siswa. Beberapa siswa yang memiliki kesulitan belajar memerlukan pendekatan khusus agar tidak tertinggal dalam permainan. Solusi yang diterapkan adalah memberikan pendampingan ekstra bagi siswa tersebut dan menyesuaikan level permainan sesuai kemampuan mereka.
Program Sinau Dolanan Angka yang diinisiasi oleh mahasiswa Kampus Mengajar 7 di SDN 2 Sabdodadi terbukti efektif dalam meningkatkan literasi numerasi siswa. Melalui pendekatan yang menggabungkan aspek permainan dan pembelajaran, siswa tidak hanya lebih memahami konsep matematika dasar, tetapi juga lebih termotivasi untuk belajar. Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa inovasi dalam metode pengajaran, terutama yang memanfaatkan kearifan lokal dan pendekatan yang menyenangkan, dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam pendidikan dasar.
Ke depan, diharapkan bahwa metode seperti ini dapat diterapkan secara lebih luas di sekolah-sekolah lain, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat. Sinau Dolanan Angka dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi tantangan literasi numerasi di Indonesia, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat literasi yang masih rendah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H