Mohon tunggu...
Ryan Ari Rap
Ryan Ari Rap Mohon Tunggu... Penulis - Petani dan Penikmat Kopi, dari Desa untuk Indonesia

Baca. Baca. Baca. Menulis. Menulis. Menulis. Seorang pemuda dari desa nun jauh di kaki perbukitan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, berkecimpung di bidang pemeberdayaan masyarakat dan dunia digital marketing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menangislah Bersamaku

15 Mei 2016   20:49 Diperbarui: 15 Mei 2016   20:51 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kita mengandai segala yang telah terlewati

 Kita sepakat untuk saling menyakiti

 Bukankah begitu yang tertuang dalam hati

 Bukankah sang penganti mengisi diri

Mengapa masih kita pertanyakan

 Pasal mengapa kita dipisahkan

 Apa kesadaran telah hilang

 Saat cinta dipaksa meneteskan air mata

Lalu kenapa kau ragu merangkai mimpi baru

 Mengapa kau menanyakan masihkah kau di hatiku

 Lalu apa kau ingin aku mengulang masa lalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun