Mohon tunggu...
MS
MS Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, minimal bagi diri sendiri

Great power comes great responsibility

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anti Baper

20 Desember 2018   12:09 Diperbarui: 20 Desember 2018   12:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu ditegur atasanmu atas kelalaianmu sendiri? Pernahkah kamu dimarahi oleh orang yang paling kamu sayangi atau orang yang paling kamu hormati yang dalam bayanganmu sendiri orang tersebut tidak mungkin melakukan hal tersebut kepadamu? Bagaimana perasaanmu saat itu terjadi? Hancur? Patah hati? Dendam? Marah ganti? Atau apa?

Seringkali kita dihadapkan pada suatu problem dimana kita tidak boleh baper. Diakui atau tidak hampir dalam setiap aktivitas, seringkali kita mengikutkan unsur 'perasaan'. Jika itu menambah kecintaan terhadap pekerjaan  maka tak jadi masalah, namun jika hal tersebut dapat mengurangi profesionalisme kita dalam bekerja maka mulai sekarang belajarlah untuk menata ulang hati menjadi lebih kuat, tempatkan diri sesuai dengan posisi seharusnya, serta belajarlah memahami akan hak dan kewajiban kita.

Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar masyarakat kita sangat mudah terbawa perasaan. Kita sukar membedakan kapan kita harus bersikap profesional dan kapan kita boleh toleran. Selain itu kita sering abai dan menyamakan posisi seseorang sesuai anggapan kita, padahal jelas-jelas kita tahu bahwa seorang pemimpin harus memiliki sikap tegas dan menjunjung tinggi profesionalisme, demikian juga untuk para pegawai di instansi tertentu yang memiliki aturan mengikat dalam kedisiplinan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Mungkin karena sebab inilah pada tahun ini banyak sekali peserta yang gagal dalam tes kepribadian saat mengikuti seleksi CPNS. Mereka gagal memahami 'keinginan' pembuat soal dan selalu menjawab 'sok bijak' seperti sinetron di televisi.

Saya mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas PNS melalui grade atau standar yang telah ditetapkan dimana calon PNS itu nantinya bukan hanya pandai secara keilmuan namun juga memiliki rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia serta memiliki karakter kepribadian yang unggul.  Karena benar adanya, untuk membangun karakter siswa dibutuhkan waktu bertahun-tahun dan berkesinambungan. Sehingga cerdas saja tidak cukup, pandai saja tidak lengkap tanpa disertai akhlak yang baik dan karakter yang kuat.

Semoga langkah pemerintah tersebut dapat benar-benar mencetak PNS anti galau dan anti baper sehingga pelayanan terhadap masyarakat semakin berkualitas dan generasi bangsa semakin unggul. Optimislah bahwa bangsa ini akan terus memperbaiki mutu dan tidak akan punah dalam waktu dekat ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun