Sejak saat itulah saya mulai paham bahwa ada begitu banyak perbedaan di dalam kehidupan. Standar moralitas manusia secara universal akan selalu mengharapkan hal-hal baik dan menjauhi hal-hal yang buruk. Meskipun landasan aturan hidup kita berbeda-beda, namun jika kita bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut maka cinta damai akan senantiasa bersama kita.Â
Tak ada istilah mayoritas ataupun minoritas, karena itu hanya menjadi sekat dan jarak yang membuat kita terpisah. Entah sejak kapan mulai munculnya rasa saling curiga sehingga membuat kehidupan bermasyarakat kita suram dan mencekam padahal dengan tersenyumpun kita bisa tetap selalu berdampingan dalam satu kesatuan.
Di hari kebangkitan nasional ini, marilah kita bangkit menjadi guru bagi anak-anak kita, guru bagi murid-murid kita, dan guru bagi lingkungan sekitar kita dengan mengajak kepada kebaikan, kebersamaan, hidup berdampingan dalam persaudaraan untuk memberi kemanfaatan. Sungguh saya prihatin dengan kondisi masyarakat yang mudah terprovokasi kebencian disebabkan perbedaan. Bukankah taman dengan aneka warna bunga dan tanaman semakin menjadikannya indah dan nyaman?
Terimakasih tak terhingga untuk guruku yang mulia. Saya memohonkan ampun dan kebaikan senantiasa atas segala nilai-nilai luhur dan rasa saling menyayangi yang telah engkau tanamkan di hati kami saat kami kecil sehingga membangkitkan kesadaran kami akan makna kebersamaan dalam keragaman. Semoga Allah menyayangimu selalu :-)
#salam hormat untuk guruku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H