Mohon tunggu...
Mudayat Haqi
Mudayat Haqi Mohon Tunggu... Dosen - BERKARYA DAN BERMANFAAT

Dosen Tetap Stiamak Yayasan Barunawati Biru Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Beruntung, Bukan "Bruntung"

25 Juli 2021   14:57 Diperbarui: 25 Juli 2021   15:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Teringat siang itu saat short meeting di kampus STIAMAK Barunawati naungan YBBS. Dan,...diajak makan oleh Pak Nugroho panggilan akrapnya. Ada sepenggal kalimat yang tersampaikan dari Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, M.Sc. selaku Rektor STIAMAK,"...Makanya hanya orang yang berakal yang bisa mengambil pelajaran dalam suatu hal...." Subhanalloh dalam kalamulloh(QS. Ali 'Imron: 7): Dan tidak dapat mengambil pelajaran, melainkan orang-orang yang berakal.

Kemudian, saya juga dapat share dari seorang saudara H. Idrus berupa video pencerahan dari AA Gym, cuplikanya, "...Dalam keadaan seperti sekarang ini, cemas tidak menyelesaikan masalah. Jangan hanya mengingat virus corona, tapi ingatlah Sang Penciptanya, Alloh SWT, maka hati menjadi tenang(berdzikirlah). 

Sejalan dengan itu, saya juga teringat petuah dari  Gus Ali Masyhuri Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo melalui televisi. Beliau mensyiarkan, "...Banyak-banyak berdoa. Jangan suka menakut-nakuti. Hati harus happy...." Melalui televisi juga dalam sebuah kajian Prof. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal menasihati, "...Hakikat tingkatan syukur yang mendalam adalah menjadikan segala musibah dengan ungkapan hamdalah. Karena, hal tersebut pertanda Alloh masih mencintai hamba-Nya dengan wujud teguran. Pandemi ini  menjadi peringatan besar untuk makin beriman bertakwa...."

Dan, saya sitasi dari sahabat karib saya, Ustadz Suhadi Fadjaray, Konsultan Pendidikan & Parenting Islami, mengunggah di grub wa Ikip sby 89(UNESA) sebagai berikut:

*Ajal setiap diri sudah terjadwal.* Dan, kita menghindari Covid bukan karena takut mati, melainkan karena agama melarang kita menjerumuskan diri dalam kebinasaan.

Tetap patuhi prokes dan perbanyak amal shalih.

Jika terpilih sebagai yang *sehat,* semoga kita makin taat, tak berdiam diri saat kedzaliman makin durjana.

Jika terpilih sebagai yang *wafat,* semoga bersebab produktivitas  amal shalih, kita mendapatkan husnul khotimah.

Alhamdulillah hari itu, hari yang beruntung(muflihun), bukan "bruntung" (merugi). Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan beramal sholih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran(QS. Al 'Ashr: 2-3).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun