Ir Soekarno menegaskan bahwa Pancasila akan menjadi kenyataan dalam kehidupan bangsa Indonesia diperlukan perjuangan yang kuat dan tak kenal henti.Â
Oleh sebab itu jangan pernah melupakan sejarah dan bangsa Indonesia harus menjadi Bangsa Pejuang. Â Persyaratan mutlak untuk menjadi Bangsa Pejuang, yaitu adanya kekuatan Karakter.Â
Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Pejuang harus kuat karakternya. Maka dari itu pendidik dan peserta didik harus menyadari bahwa hidup mereka saat ini adalah karena jasa para pahlawan bangsa yang sudah memperjuangkan kemerdekaan salah satunya Pahlawan Wanita Raden Ajeng Kartini yang sudah mengorbankan tenaga, waktu, uang, dan jiwa raganya sebagai pejuang nasionalisme, pendukung egalitarian, dan pendobrak feodalisme.
Raden Ajeng Kartini mendirikan sekolah dengan tenaga sendiri dan Kartini juga menyampaikan harapannya tentang perempuan yang berjuang untuk masyarakat luas. Surat itu ditulis pada 25 Mei 1899 dikutip dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno: (Kompas.com, 2021, April 21. Diakses pada 17 Mei 2021 dari artikel kompas: https://nasional.kompas.com/read/2021/04/21/07382731).
"Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang "gadis modern", yang berani, yang mandiri, yang menarik hati saya sepenuhnya. Yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang, dan gembira, penuh semangat dan keceriaan." "Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kebahagiaan dirinya saja, tetapi juga berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak sesama manusia".
"Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kebahagiaan dirinya saja, tetapi juga berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak sesama manusia."
Pengembangan karakter memerlukan best practice keteladanan dari nilai-nilai kepahlawanan RA Kartini namun untuk membangun kesadaran tidak mudah di tengah budaya yang berkembang sekarang ini.Â
Peserta didik yang berasal dari masyarakat menengah atas mendapatkan berbagai kemudahan dari orang tuanya untuk memperoleh berbagai hal yang ingin dimilikinya sehingga cenderung menganggap mudah segala hal. Sementara peserta didik yang datang dari golongan miskin hidup dengan penuh perjuangan tetapi dihadapkan pula kepada kenyataan banyak anak-anak seumur mereka yang dapat hidup tanpa kerja keras sehingga cenderung melakukan segala cara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H