Mohon tunggu...
Muda Isriyah
Muda Isriyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Konselor, Dosen, Penulis, Asesor BAN PAUD dan PNF

menulislah agar dikenang selamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengurai Konflik Batin Mahasantri: Peran Adat Nyadhar dalam Mengatasi Cognitive Dissonance

13 November 2024   12:09 Diperbarui: 13 November 2024   12:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara kontinu memperkuat nilai adat Nyadhar melalui pengajaran dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Ceramah dan kajian rutin yang menekankan pentingnya nilai adat dalam kehidupan sehari-hari.
  • Penyelenggaraan acara adat atau budaya yang mengedepankan prinsip-prinsip Nyadhar sebagai bagian dari tradisi pesantren yang terus dilestarikan.

Dengan langkah-langkah ini, mahasantri di Pondok Pesantren Ibnu Katsir diharapkan dapat mengurangi cognitive dissonance yang mereka alami, dan menyesuaikan diri dengan peraturan pesantren dengan hati yang lebih tenang dan ikhlas.

Kalimat terapeutik dari topik "Mengurai Konflik Batin Mahasantri: Peran Nilai Adat Nyadhar dalam Mengatasi Cognitive Dissonance", kita perlu mengintegrasikan konsep-konsep utama seperti nilai adat Nyadhar, konflik batin (cognitive dissonance), dan tujuan terapeutik untuk meredakan ketegangan batin para mahasantri, kalimat terapeutik yang dapat digunakan:

Kalimat Terapeutik:

"Sebagai seorang mahasantri, penting untuk mengenali dan menerima ketegangan batin yang mungkin muncul akibat perbedaan antara nilai-nilai yang dipegang dan tuntutan kehidupan di pesantren. Melalui penerapan nilai adat Nyadhar---yang mengajarkan tentang ikhlas, keharmonisan, dan kebijaksanaan dalam berinteraksi---Anda dapat menemukan kedamaian batin dan menyelaraskan pikiran dengan tindakan. Ingatlah bahwa dengan menerima peraturan pesantren sebagai bagian dari perjalanan spiritual dan sosial Anda, serta berusaha menjaga keseimbangan dalam diri, Anda akan mampu mengurangi konflik batin dan merasakan ketenangan dalam menjalani setiap langkah hidup."

Penjelasan:

  • Mengenali ketegangan batin: Menekankan pentingnya kesadaran diri terhadap konflik internal yang terjadi.
  • Penerapan nilai adat Nyadhar: Menghubungkan solusi dengan nilai adat yang relevan, memberikan panduan bagi mahasantri untuk mengatasi ketegangan.
  • Ikhlas dan keharmonisan: Menekankan sikap yang dibutuhkan untuk menerima dan menyelaraskan perbedaan antara nilai pribadi dan aturan eksternal.
  • Mencapai kedamaian batin: Tujuan dari kalimat terapeutik ini adalah untuk memberikan harapan dan panduan dalam meredakan konflik batin melalui penerimaan dan kebijaksanaan.

Kalimat ini bertujuan untuk memberikan penguatan mental dan membantu mahasantri mengatasi disonansi kognitif yang mereka rasakan dengan menggunakan pendekatan berbasis nilai adat yang sudah ada dalam budaya pesantren mereka.

Pentingnya penerapan nilai adat Nyadhar sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi konflik batin dan disonansi kognitif yang dihadapi oleh mahasantri. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai adat Nyadhar dalam kehidupan sehari-hari, setiap mahasantri diharapkan dapat menemukan keseimbangan batin yang mendorong mereka untuk lebih ikhlas dan harmonis dalam mengikuti peraturan pesantren. Penerapan nilai-nilai ini tidak hanya mengurangi konflik batin yang timbul akibat ketidaksesuaian antara keyakinan pribadi dan tuntutan eksternal, tetapi juga membantu mereka meraih kedamaian dalam menjalani kehidupan pesantren. Dengan demikian, nilai adat Nyadhar bukan hanya sebagai pedoman budaya, melainkan juga sebagai terapi yang dapat menyelaraskan pikiran, tindakan, dan hati, menciptakan keharmonisan di dalam diri para mahasantri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun