Mohon tunggu...
Muda Isriyah
Muda Isriyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Konselor, Dosen, Penulis, Asesor BAN PAUD dan PNF

menulislah agar dikenang selamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tradisi Ngawuwuh: Menghidupkan Semangat Berbagi di Tengah Arus Individualisme

3 November 2024   08:42 Diperbarui: 3 November 2024   12:26 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: Foto petani lereng Gunung Semeru

Tradisi Ngawuwuh: Menghidupkan Semangat Berbagi di Tengah Arus Individualisme

Oleh: Mudafiatun Isriyah

Di tengah gempuran gaya hidup modern yang cenderung individualis, nilai-nilai sosial yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita semakin menghadapi tantangan untuk tetap relevan. Salah satu nilai luhur yang kini mulai dilupakan adalah Ngawuwuh, tradisi berbagi khas Jawa Timur yang mengajarkan kita untuk memberi tanpa mengharapkan balasan. Di era ketika teknologi dan kehidupan kota yang serba cepat cenderung memisahkan manusia satu sama lain, semangat Ngawuwuh justru dapat menjadi pengingat akan pentingnya kepedulian sosial dan kebersamaan.

Apa Itu Ngawuwuh?

Ngawuwuh berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti "memberi" atau "menyumbangkan sesuatu tanpa pamrih." Tradisi ini biasanya dilakukan dengan berbagi makanan, hasil panen, atau bantuan lainnya kepada orang lain yang membutuhkan, baik tetangga, keluarga, maupun masyarakat sekitar. Filosofi yang terkandung dalam tradisi ini adalah bahwa kebaikan sejati tidak selalu memerlukan imbalan. Dengan berbagi secara tulus, kita tidak hanya meringankan beban orang lain, tetapi juga membangun ikatan sosial yang lebih kuat.

Tradisi Ngawuwuh dulu sangat melekat di masyarakat pedesaan Jawa Timur, di mana rasa kebersamaan dan gotong royong menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat seseorang memiliki kelebihan hasil panen, mereka dengan sukarela membagikan sebagian kepada tetangga atau saudara. Tindakan ini adalah wujud nyata dari rasa saling tolong-menolong dan kasih sayang antarwarga.

Relevansi Ngawuwuh di Era Individualisme

Dalam dunia yang kian modern, banyak orang cenderung mengedepankan kebutuhan pribadi dan mengejar keberhasilan individu. Hal ini seringkali menciptakan jarak antara satu orang dengan yang lain, bahkan di lingkungan terdekat sekalipun. Media sosial dan teknologi, meskipun dapat menghubungkan kita secara digital, sering kali malah membuat kita lupa untuk peduli secara nyata kepada orang-orang di sekitar.

Tradisi Ngawuwuh menjadi sangat relevan dalam menghadapi gaya hidup yang semakin individualistis ini. Dengan kembali menanamkan semangat berbagi tanpa pamrih, kita dapat mengurangi kecenderungan hidup yang hanya berfokus pada diri sendiri. Di sekolah, misalnya, kegiatan berbagi sederhana seperti saling membantu dalam belajar atau berbagi bekal makan siang dapat memperkuat rasa empati di kalangan siswa. Di lingkungan kerja, kita bisa mempraktikkan Ngawuwuh dengan memberikan bantuan kepada rekan kerja tanpa harapan imbalan, sekadar untuk meringankan beban atau meningkatkan rasa kebersamaan.

Manfaat Ngawuwuh bagi Kehidupan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun