Subhanallah...! Sungguh mengharukan menyimak kisah perjuangan panjang hamba Allah dari kelompok masyarakat biasa, malah tergolong berpendapatran rendah, berhasil menunaikan rukun Islam kelima "Naik Haji". Mereka adalah tukang ojek, pemulung, loper koran, pedagang pisang, penarik becak dan lainnya. (Mengais Rezeki, Memenuhi Panggilan Baitullah", kompasiana.com, 15 Juni, 2023.
Tidaklah berlebihan bilamana dipetik makna dari rangkaian ubudiah haji yang didambalan oleh semua hamba Allah. Sejumlah hikmah dipetik sesuai dengan pengalaman spritual yang menjalankan nya. Yaklni Kisah-kisah ajaib hidup, Ustadz Amrin Ali Hasan Abatasa, 7 Februari 2015 dan berbagai sumber lainnya, seperti www.luarbiasacita.blogspot.com, nasihathidup.wordpress.com, serta pengalaman pribadi saat menunaikan rukun iman kelima ini pada tahun 1995.
Sekurang-kurangnya ada Sembilan hikmah ubudiah Haji ini, dapat dilihat lebih jauh dalam buku "Hamba-Hamba Pilihan, diterbitkan oleh YPMUI tahun 2015, oleh H Muchtar Bahar dan H Albazar M Arif, dihalaman 144-155). Kesembilan hikmah itu adalah:
Kepatuhan dan penyerahan kepada Allah semata.
Hikmah utama dari ibadah haji adalah sebagai bentuk Kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah. Ketika Allah memanggil kita, maka kita bergegas memenuhi panggilan tersebut walaupun harus menempuh perjalanan jauh dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, meluangkan waktu yang sangat berharga dan meninggalkan keluarga dan harta benda. Dengan demikian seorang haji akan selalu siap bila Allah memerintahkannya menjalankan tugas luhur dari Allah karena untuk memenuhi tugas yang sulitpun kita telah bersedia datang memenuhi panggilannya.
Meningkatkan kedisiplinan.
Selama di tanah suci, jamaah haji dibiasakan untuk disiplin melaksanakan semua ritual haji dan sholat secara berjamaah di awal waktu dengan bersemangat. Kebiasaan disiplin tersebut diharapkan dapat melekat dalam kehidupan selanjutnya. Hasan al-Bashari berkata: Bersegeralah, bersegeralah, sesungguhnya itulah napasmu, jika telah dihisab niscaya ia akan terputus darimu amal ibadahmu yang dengannya kamu mendekatkan diri kepada Allah swt, semoga Allah swt memberikan rahmat-Nya kepada seseorang yang merenungkan dirinya dan menangisi dosanya, kemudian ia membaca firman Allah swt: Artinya, "Karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti" (QS. Maryam: 84),
Senantiasa Mengingat Kematian
Ingatlah kita semua akan berangkat meninggalkan dunia ini menuju suatu negeri yang akan dibalas padanya orang-orang yang berbuat baik dan yang berbuat jahat. Apabila kita menginginkan untuk terus merasakan berkah hajimu, maka ingatkanlah dirimu dengan kematian, karena sesungguhnya ia pada saat itu akan segera untuk melaksanakan amal shalih dan giat dalam beribadah kepada Allah swt. Ibnu Umar ra berkata: "Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi, dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah engkau menunggu hingga sore, ambilah kesempatan sehatmu untuk saat sakitmu, dan ambilah kesempatan hidupmu untuk saat matimu".
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata: [Kematian ini menahan penduduk dunia dari kenikmatan dunia dan perhiasaannya yang mereka nikmati, sehingga tatkala mereka dalam keadaan seperti itu kematian datang menjemputnya, maka celaka dan merugilah orang yang tidak takut mati dan tidak mengingatnya di saat senang sehingga dapat memberikan kebaikan yang akan didapatinya setelah ia meninggalkan dunia dan para penghuninya].