Awal tahun 2022 ini, anugerah Allah telah hamba Mu nikmati, umur 72 tahun, iman, amanah lima orang anak, empat orang menantu dan sepuluh cucu. Anak paling bontot pun telah menyelesaikan studi nya strata 1. Didampingi oleh istri yang penuh perhatan, dukungan dan selalu mengingatkan pada keshalehan dan istiqamah dalam ubudiah dan amaliah.
Berinteraksi dengan sesama pada lingkup jiran, sekampung Nagari Lawang dan Juga Nagari Nan Tujuh (Kampung istri), sesama sahabat saat belajar di Padang dan di Jakarta, dapat disebut "akrab". Berbnagai kegiatan kepedulian untuk amal shaleh pun difasilitasi. Sejalan dengan tuntunan Rasululullah "Sebaik-baik umat ku adalah yang memberikan manfaat pada sesama", mamfasiltasi gerakan renovasi dan pembangunan sarana ibadah, Madrasah, Layanan Panti Asuhan, Pengadaan Mobil Ambulance Layanan Ummat, Perpustakaan, Pesantren Hafidz. Sekolah Dhuaffa dan kegiatan lain yang bermuara kepedulian dan kemanfaatan bagi masyarakat banyak (Kompasiana.com. "72 Tahun Menerima Karunia-Mu", 4 Januari 2022).
Dalam perjalanan ke usia lebih tujuh puluh tahun itu, orang tua Bapak dan Ibu, telah dipanggil Illahi Rabby. Bapak Bahar Chatib Said Ali meninggal 10 Juni 2003 dan Ibu Hj. Dariana wafat 15 Februari 2018, mereka dimakamkan di TPU Panti Perwira Bekasi. Ibu mertua yakni Hj. A Rosna binti Nawi, pun telah kembali kepada Nya, dan dimakamkan di TPU Rawa Kopi, Kedoya , Jakarta Barat (21 Juni, 2020). Beliau dimakamkan di satu liang lahat dengan Ibu nya Hj. Ainun yang meninggal tahun 21 Juni, 1995.
Niat untuk berbagi agar selalu berbagi ilmu dan pengalaman yang didapat, maka hamba Mu yang faqir ini telah mencoba berbagi pada sesama dengan harapan ada nya butir manfaat yang dipetik. Alhamdulillah 13 judul buku telah diterbitkan dan dicetak dan dibagikan. Hambamu ini merasakan bahwa terdapat kekurangan dan kelemahan di buku-buku tersebut. Hambamu meminta maaf kepada penerima dan pembaca buku itu, dan sekaligus pula ridha MU untuk permohonan maaf dari hamba Mu ini.
"Ingin Hidup Lebih Lama Untuk Berbagi" adalah buku ke empat belas. Sebuah buku outo biografi sederhana yang mungkin saja ada manfaatnya. Secara khusus buku ini, hadiah anak cucu, menantu, besan dan para sahabat. Karena hamba Mu ini tidaklah dapat mewariskan harta melimpah, warisan dalam bentuk buku.
Sebuah autobiografi dari penulis yang lahir di Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam Sumatera Barat, 4 Januari 1950. Masa kecil hingga tamat Sekolah Dasar di Lawang, penuh dengan liku Ujian dan prihatin. Saat balita tertabrak sepeda, menderita sakit cacar yang berat. Mata pencarian orang tua yang bertumpu pada ladang tebu dan upah mengolahnya menjadi "saka dan gula" tidak mencukupi untuk kebutuhan harian empat orang bersaudara.
Sekolah Dasar di Lawang,tanpa alas kaki, dan syukur kepada Allah, diberikan anugerah juara kelas dan ranking baik saat Ujian Sekolah Dasar. Melanjutkan pendidikan di PGAI Padang, PGAN Padang serta belajar di perguruan tinggi IAIN Imam Bonjol Padang. Saat belajar di tingkat pendidikan menengah dan menengah atas dan perguruan tinggi, nyambi sebagai pedagang asongan "rokok dan koran" di Pasar Jawa Padang. Kondisi ini tidaklah mengurangi kepercayaan diri di kelas PGAI selalu menjadi contoh murid lain. "Lihatlah si Utai (panggilan sehari-hari untuk saya), tadi pagi dia masih dagang rokok dan koran di pasar, langsung ke sekolah tapi nilai ulangannya bagus dan PR selalu dikerjakan dengan benar" kata bapak Saharudin Sutan Indra, kepala sekolah PGAI.
Saat belajar di IAIN Imam Bonjol Padang aktif di organisasi ekstra yakni IMM dan juga Muhammadiyah, memperoleh berbagai pelatihan melalui Darul Arqam. Merantau ke Jakarta tahun 1974 hanya beberapa minggu setelah peristiwa Malari. Tahun pertama di Jakarta sempat menjadi guru dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pengalaman sebagai pendidik ini berpindah menjadi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat "LP3SE". Kiprah sebagai peneliti, pelatih, dan pemberdaya masyarakat berlangsung hingga umur 70 tahun. Diantaranya di LP3SE sendiri, LPPSE, BMS Foundation, AKPPI, Jaringan keuangan mikro, Formasi dan beberapa LSM lain.
"Rabban tina fid duni hasanah, wa fil khirati hasanah, wa qin 'adzban nr. Subhna rabbika rabbil 'izzati 'an m yashifna, wa salmun 'alal mursalna, wa shallallhu 'al sayyidin Muhammadin, wa 'al lih, wa shahbih, wa sallama, wal hamdulillhi rabbil 'alamn. Al-Fatihah. Artinya: - Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Ya Allah ya Rabby, berikanlah kesempatan pada hamba Mu ini untuk menikmati kesehatan, umur yang panjang dan memberikan manfaat pada sesama.
Hamba mu yang fakir ini khawatir ya Allah, dalam kegiatan kegiatan itu ada terselib ria. Harapan yang paling tinggi pada Mu ya Rabb, hapuskanlah kemungkinan itu. Saya berharap kegiatan serupa dimasa datang, terjauh dari ria, yang Engkau benci. Perkenankan kan lah doa hambamu. Aamiin ya Rabb.