Setiap bulan saya ke Banjar Baru, mengambil honor, karena di Margasari tidak ada Bank. Kalau via pos dikirim, bisa sebulan. Kesempatann itu juga dimanfaatkan untuk menyampaikan laporan. Indahnya, Dinas Perindustrian selalu menalangu honor setiap bulan, atas anjuran Ir. H A. Gazali, kepala Dinas Perindustrian Propinsi Kalimantan.
Saya dianggap oleh teman teman pejabat Perindustrian di Banjarbaru, pendekar dan ada "isinya". Saat di Banjar Baru saya mau membeli alat tulis di toko, mereka menganjurkan pakai saja motor itu. Dengan takut dan khawatir, saya pakailah motor, Al Hamdulillah, lancar. Pulangnya mau masuk gerbang kantor, saya tekan, motor terpelanting dan saya juga. Para penjabat keluar semua dan ingin menolong kecelakaan ini, Namun mereka tersenyum, sang pendekar, kan jago lompat. Pada hal, saya memang belum pernah dan bisa mengendarai motor. Mereka juga bilang, Pak Muchtar ini juga "ada isi", karena selama tiga bulan bertugas di Margasari, aman aman saja. Pada hal hanya dengan modal mulai "Bismiullah" dalam hati saat minum dan makan di perjalanan dari Rantau ke Martgasari,
Pertama Keluar Negeri.
Usai menjadi TPL, "direkrut" sebagai staf LP3ES, yang kemudian berkantor di Jl. S.Parman, Slipi No.81, Jakarta Barat. Saat LP3ES ini lah diberikan kesempatan untuk belajar di Philipina di International Institute for Rural Reconstruction (IIRR), selama 5 minggu "Advance Program Manager" (14 Oktober sampai 23 Nopember 1985), bersama dengan Irhamni Sulaiman. Pelatihan ini diikuti oleh 20 peserta dari macanegara seperti India, Pakistan, Pilipiina, Mexico, Taiwan, di Cavita, sekitar 40 km diluar kota Manila.
Pada hari Jum'at, kami meminta akan ikut shalat Jum'at di Manila. IIRR selaku penyelenggara memberikan izin, diberi oangkos taxi dan uang makan sehari. Kesempatan itulah kami manfaat kan untuk mengunjungi The Golden Mosque, di Manila, keliling Manila dan cari oleh-oleh. Kadang- kadang, kami nginap semalam, kembali hari Ahad.
13 Tahun di LP3ES
Lebih 13 tahun di LP3ES belajar banyak, teman teman menyebutnya Nyantri sebagai Program Koordinator, Pimpinasn Proyek, Peneliti, Trainer dan Penulis. Bidang yang ditekuni dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pemberdayaan selama di LP3ES. Mulai sebagai TPL di Kalimantan Selatan, pendamping Sentra Industri Kecil di DKI Jakarta, Koordinator Pengembangan Sentra Industri Kecil 10 lokasi di Indonesia, Pendampingan Masyarakat kumuh Jakarta melalui MHT Plus, Pengembangan Irigasi sederhana di lima propinsi dan Pengembangan masyarakat merlalui Pesantren.
Di Bidang penelitian ikut serta dalam study akibat mkrisis moneter, pengembangan kawasan terpadu dan rubrik khusus di Prisma. Sementara bidang Pelatihan terutama dalam penyusunan modul dan fasilitator pelatihan partisipatif, pendamping pertanian, pengembangan kawasan kumuh, keungan mikro dan tekhnologi tepat guna.
Jenjang karir pegawai honorer, dengan kontrak tahunan, secara bertahap meningkat hingga Kepala Divisi LP3ES untuk PUK. Bangga luar biasa saat Pak Ismid meminta Saya dan Jaya Nasti memantau dampak devaluasi terhadap usaha kecil di Jakarta. Laporan lapangan dari berbagai jenis usaha kecil kerajinan kaleng Bidaracina, produksi Sepatu di Karet Kuningan, produksi Tas Tanah Abang, menjadi bahan Pak Isdmid selaku Direktur LP3ES, mengelar konferensi pers. Topik ini menjadi "fokus" telaah para pakar ekonomi dan Para Penjabat Pusat, diliput media masa, hampir seminggu."
Mas Dawam dan Mas Tom
Saya ingat pada alm Mas Dawam Raharjo, "Tar, kalau nulis .... you, kayak Jaya Nasti. Benar, jelas dan logik. Kamu kan tetangga dan sama-sama orang Padang". Selalu mengingat kan kami staf LP3ES yang masih muda-muda, buat catatan harian kegiatan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil yang dilaksanakan. Nanti dengan catatan catatan itu kalian bisa nulis dan jadi, "Profesor".