Parak Tabu
Popularitas Lawang sejak puluhan tahun yang lalu adalah penghasil saka dan gulo Lawang, dengan potensi lahan kebun tebu yang luas. Dari 16,96 km2 wilayah Nagari Lawang, seluas 626 hektar, ditaman tebu. Tebu kemudian diolah menjadi Saka dan Gulo Lawang.
Lawang sendiri adalah sebuah Nagari, satu dari 963 Nagari (juga ada 1.749 desa dan 337 kelurahan) di Sumatera Barat. Secara geografis terletak di dataran tinggi Kabupaten Agam, Sumatera Barat, lebih kurang 23 km sebeleh Utara Kota Bukittinggi.
Membuat saka dan gulo Lawang menjadi mata pencarian utama masyarakat. Sejak dulu kebun tebu yang luasnya 626 hektar itu menyelimuti bukit-bukit kering. Tebu di kilang, dan diproses secara tradisional sejak berates tahun yang lalu. Sekarang telah menggunakan kilangan besi dan kilangan mesin dengan pengerak diesel, menghasilkan saka atau gula mangkok. Saka dan gula ini dijual di pasar Lawang, setiap hari Senin dan Jum'at. Harga saka atau gula Rp 13.000 hingga Rp.14.000, dikerjakan oleh 3 atau 4 orang, lama bekerja 2 hari dan hanya menghasilkan paling banyak 30 kilo atau sekitar Rp 120.000. Kayu bakar dicari sendiri.
Sepuluh tahun terakhir, Lawang semakin dikenal, baik di tanah air maupun skala internasional. Pada Juni 2003 yang lalu, misalnya di Puncak Lawang diselenggarakan lomba terbang layang secara international yang diikuti oleh 23 negara. Selain juga menjadi objek pemandangan alam, juga objek para turis yang ingin menonton atau ikut olah raga terbang layang. Perhelatan Terbang Layang, hampir setiap tahun diselenggakan.
Pesona Alam
Lawang dengan ketinggian sekitar 1100 m diatas permukaan laut, hawanya sejuk, apabila malam dingin sekali merasuk ke tulang sumsum. Suhu sekitar 17/18 celsius. Keitimewaan nya disini teretak Puncak lawang yang menjadi faforit nya Bung Hatta. Dari semua panorama Puncak Bukit memandang kerah Timur terlihat ahmpatan dataran tinggi Agam, yang dihambat Triarga Gunung Merapi, Singgalang dan Sago. Di Kejauhan sekitar jarak 25 km pandangan kearah Timur.
Dari puncak Lawang, kendaraan terlihat seperti semut merangkak. Bahkan lebih ke Barat lagi, bila cerah tampak Lautan India dimuka pantai Tiku. Kecamatan Tanjung Mutiara, ke selatan dan Utara gugusan Bukit Barisan.
Dari Puncak ini dapat ditelusuri jalan setepak, turun masuk hutan terjal menuju Maninjau. Puncak Lawang pada tahun tahun terakhi ini mernjadi pusat olah raga terbang layang , gantole. Konon yang terbaik di dunia.
Kampung Inggris
Berkembangnya Lawangmenjadi salah satu tujuan wisata aklama yang unik dan mempesona, mendorong masyarakat dan pemerintah Nagari untuk lebih bersiap diri. Gelombang wisata lokal dan internasional semakin meningkat setiap tahun.
Fasilitas penginapan bagi para wisatawan telah dikembangkan dengan pola "home stay". Para wisatawan berbaur dengan pendutuk setempat. Pola home stay ini diakui secara nasional, dimana Lawang memperoleh predikat penyedia "home Stay", terbaik kedua setelah Jogyakarta.
Karena itu lah secara bertahap Pemerintah Nagari dengan Masyarakat di kampung dan dengan dukungan perantau, meningkatkan kapasitas komunikasi warga dalam Bahasa Inggris. Upaya untuk menjadi kan Lawang menjadi "Kampung Inggris", telah dirintis sejak lima tahun yang lalu.
Sehingga setiap warga Nagari Lawang yang ikut serta dalam pelayanan jasa bisnis wisata baik warung, petani tebu, penjual minuman air tebu, produsen saka dan gulo Lawang, out bond, terbang layang, transportasi, penjual kuliner, penyedia souvenir, aparat Nagari, Tokoh Adat sderta Ulama, lebih siap menyambut tamu para wisatawan. Saat berhadapan dengan wisata manacanegara tidak lagi menggunakan bahasa "isarat", atau sebatas "yes, no". Great innovation Inyiak Wali Nagari dan Tokoh Masyarakat Lawang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI