Mohon tunggu...
Muchtar Adam
Muchtar Adam Mohon Tunggu... -

Muchtar Adam, lahir 10 September 1939 di Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan, adalah Pemimpin Pondok Pesantren al-Qur ân Babussalam, Ciburial Indah, Dago-Atas, Bandung Utara. Pernah menjadi dosen agama UNPAD sejak 1974-1989.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Shalatlah Memakai Bangkai Tikus dan Kayu

15 Februari 2016   12:02 Diperbarui: 15 Februari 2016   12:14 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cerita ini, saya dengar dari Buya Hamka saat pelatihan kader muballigh muhammadiyah di Yogyakarta. Menurut Buya Hamka, dakwah itu mengajak bukan mengejek. Dakwah adalah upaya mengubah satu perbuatan agar menjadi yang sesuai dengan sunnah Nabi. Oleh karenanya, dakwah juga harus dilakukan dengan bijaksana.

Di Indonesia sekarang ini banyak sekali pendakwah tipe pertama. Pendakwah yang langsung saja bereaksi panas saat ada hal yang menurut dia tidak sesuai. Pendakwah seperti ini akan berhadapan langsung dengan reaksi masyarakat yang juga tak kalah panas.

Tipe kedua, adalah tipe yang bijaksana. Pendakwah seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita. Jika memang perubahan harus dilakukan, maka lakukanlah dengan hikmah dan mauidzah hasanah. Memang butuh waktu dan kesabaran, namun hasilnya pasti akan lebih langgeng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun