Mohon tunggu...
Muchtar Adam
Muchtar Adam Mohon Tunggu... -

Muchtar Adam, lahir 10 September 1939 di Benteng, Selayar, Sulawesi Selatan, adalah Pemimpin Pondok Pesantren al-Qur ân Babussalam, Ciburial Indah, Dago-Atas, Bandung Utara. Pernah menjadi dosen agama UNPAD sejak 1974-1989.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Team ROHIS Tefaat Buru

2 Januari 2016   17:49 Diperbarui: 5 Februari 2016   10:02 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah pengalaman sebagai Team Rohis di Kebon Waru tempat para tahanan PKI ditahan sejak 1968 bersama Laksus Jabar, mendapat tawaran untuk dikirim ke P.Buru membina Tahanan PKI P.Buru sebagai Team Dakwah di Badan Resetlemen P.Buru. Persiapan dilaksanakan dengan bimbingan Departemen Agama Bidang Penerangan Agama Islam Pusat, serta bimbingan dari Badan Resetlement Pulau Buru Kejaksaan Agung. Team Dakwah ini terdiri dari lima orang di Bidang Penerangan Agama Islam dan Kejaksaan Agung, maka pada tahun 1970 akhir kami diberangkatkan bersama Wakil Komandan (Wadan) Unit-Unit di Tefaat (Tempat Pemanfaatan) Buru yang jumlahnya 17 Unit, ditambah Unit khusus, yaitu Kamsing (Kamp. Pengasingan), yaitu tempat Pengasingan Khusus bagi Para Tahanan yang banyak bermasalah di Unit.

Saya bermarkas di Unit VII, dengan tugas meliputi Unit III, Unit VI, Unit XI, Unit XII dan Unit XIII. Tiap Unit tahanan rata-rata 500 orang, ditambah Komandan / Wadan,  Ton Wal (Peleton Pengawal), Team Kesehatan, Team Bimbingan Pertanian. Rohaniawan Islam, Rohaniawan Katolik, Rohaniawan Protestan. Sedang Rohaniawan Hindu Budha tidak ada karena jumlah tahanannya sedikit sekali.

Dari 15,000 Tahanan PKI, dibagi pada 17 Unit, yang luasnya 300.000 ha. Para Tahanan itu, dipekerjakan menanam padi, jagung, sayur-sayuran, ubi kayu, pepaya, disamping berternak sapi.

Setiap Unit dipimpin oleh Komandan Dari CPM, serta Wadan yang juga dari CPM yang ditempatkan pada Perumahan Khusus Komandan dan Wadan, serta memiliki kamar-kamar untuk Rohaniawan Islam, Rohaniawan Katholik, dan Rohaniawan Protestan, serta Tim Kesehatan dan Tim Pertanian. Disamping itu ada Ton Wal (Peleton Pengawal)  satu Kompi untuk satu Unit, atau satu Kompi untuk dua Unit.

Para tahanan tinggal di barak-barak yang terdiri dari satu barak 50 orang, lengkap dengan dapurnya. Setiap unit memiliki Mesjid, Gereja Katolik dan Gereja Kristen, disamping tiap unit memiliki gedung Balai Pertemuan, untuk pertunjukan kesenian, atau acara-acara besar yang umum. Saya memegang enam unit, muslim terdiri dari 85% dan non-muslim 15%, terdiri dari Katolik, Protestan dan Hindu Budha. Tetapi saya mendapat tugas yang istimewa, ialah Unit Tiga, dimana para tahanan terdiri dari orang-orang penting, seperti mantan Pejabat Tinggi. Satu diantaranya adalah Pramoedya Ananta Toer.

Secara keseluruhan dari hasil penelitian kami, yang benar-benar sudah Atheis, dari 15,000 itu hanya 2,5%, sehingga selain 2,5% itu memiliki jiwa agama, tetapi tingkatan-tingkatannya berbeda-beda.

Sebelum melaksanakan tugas bimbingan, kami menyeleksi Ilmu Agama tahanan pada kelompok A, B, C. Di kelompok A, yang tinggi pengetahuan agama dengan kriteria : a. Bacaan al-Quran. b. Bacaan salat. Golongan B, yang sedang dalam : a. Bacaan al-Quran. b. Bacaan salat. Golongan C, yang rendah atau sama sekali: a. Buta huruf al-Quran. b. Rendah/sama sekali kosong bacaan salatnya. Tahanan umumnya masuk golongan C, sedang golongan B juga ada dan golongan A sangat sedikit sekali.

Yang ingin saya bicarakan disini ialah Pramoedya Ananta Toer, karena tugas saya diperpanjang, ditambah satu tahun lagi, maka dua tahun lebih saya bergaul dan membimbing beliau, kebetulan saya mengangkat beliau sebagai Pembimbing Rohani, karena beliau masuk dalam Golongan B, yang mana bacaan al-Quran dan bacaan salatnya juga lumayan serta tes kesadaran agamanya juga lumayan, yaitu golongan B. (bersambung)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun