Bojonegoro. Sebagai seorang pendidik yang masih baru pindah ( mutasi ) menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak lepas dari salah satu kegiatan rutin yaitu kegiatan 17 Agustus. Panitia kegiatan dalam forum rapat menginstruksikan bahwa semua sub kegiatan baik karnaval gerak jalan untuk diikuti atau harus dikawal bapak ibu guru yang tergabung dalam kepanitiaan.
Peserta karnaval yaitu semua siswa kelas 10 satuan pendidikan tersebut. Sedangkan kelas 11 mengikuti gerak jalan dan kelas 12 Â tidak ada kewajiban untuk kegiatan tersebut. Kelas 12 fokus untuk persiapan Ujian Nasional dan ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kenapa masih ada Ujian Nasional (UN) karena cerita ini terjadi tahun 2018
Setelah mempersiapkan peserta karnaval mulai dari depan hingga belakang sesuai dengan tema yang diangkat oleh satuan pendidikan tersebut. Peserta karnaval siap diberangkatkan dengan pakaian sesuai hari itu. Berangkatlah kami sesuai rute yang ditentukan oleh ketua panitia lomba 17 agustus.
Dengan nyanyian sorak sorak bergembira kami berjalan sesuai rute yang telah ditentukan. Semakin lama semakin jauh berbelok ke kiri jalan, belok lagi ke kiri jalan lagi . Ada seorang rekan guru putri naik sepeda motor melewati saya " Pak saya bonceng?. Katanya dengan sopan. " Terimakasih Bu , sebentar lagi sampai " jawabku menolak dengan halus. Dalam hati ini masih jauh atau dekat ya, karena memang aku baru pertama kali jalan kaki melewati daerah itu. Setelah agak lama saya baru sadar  bahwa yang mengawal peserta didik hanya saya dan OSIS "lainnya pada kemana". Gerutuku dalam hati.
Setelah sampai finished , aku melihat rekan rekan guru sudah ada yang pesan kopi,es teh dan lain-lain. Ketua panitia mendekati aku " Pak tak cari dari tadi gak ketemu, kemana saja?. Â " Katanya semua panitia mengikuti gladi bersih karnaval, ya saya mengikuti anak anak jalan kaki. " Lho Bapak tadi jalan kaki bersama anak anak? Â " Iyalah " jawabku sambil meluruskan kaki. " Hahahaha, itu memang seharusnya demikian tapi guru disini maaf " katanya sambil menutup mulut dengan satu jari.
Setelah beberapa menit istirahat kakiku terasa linu semua karena berjalan kurang lebih 2 kilometer (3.000 langkah)tidak sampai 10 Ribu Langkah lalu aku pulang. Â Malam harinya sulit tidur karena kaki terasa tidak nyaman. Akhirnya aku keluar rumah dan membeli obat gosok yang dapat meredakan nyeri sendi. Setelah bangun tidur aku coba jalan kaki kurang lebih satu kilometer dengan tujuan melemaskan otot otot masih kaku.Â
Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang melakukan aktivitas berlebih akan membawa dampak kurang baik pada tubuh. Kebetulan saya senang olahraga terutama olah raga bulutangkis. Setelah kejadian itu, olah raga yang saya lakukan  jalan santai yang tidak memerlukan biaya banyak.
Sebenarnya jalan kaki termasuk olahraga yang sangat ringan sekali dan memiliki banyak manfaat. Berjalan kaki merupakan bentuk aktivitas fisik yang disarankan untuk dilakukan sehari-hari baik di pagi hari maupun di sore hari agar bergairah. Jika berjalan kaki dilakukan dengan efektif maka sendi-sendi otot kita terutama sendi kaki akan menjadi lemas dan mudah untuk digerakkan.
Dampak positif dari pejalan kaki pertama yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terutama penyakit-penyakit ringan batuk pilek. Kedua yaitu meningkatkan daya ingat dengan berjalan kaki beberapa kilometer maka daya ingat otak kita akan bekerja secara baik terutama orang-orang yang sudah tua.Â
Ketiga yaitu mengurangi nyeri sendi, seperti yang saya paparkan di atas manfaat jalan kaki juga memiliki pengaruh pada sendi karena bisa melindungi sendi terutama lutut dan pinggul yang paling rentan terhadap osteoarthropis. Dengan berjalan kaki bisa membantu melumasi sendi dan membentuk otot selain itu berdasarkan hasil dari beberapa penelitian ada yang menemukan jika manfaat jalan kaki bisa mengurangi rasa sakit yang berhubungan dengan arthritis atau nyeri sendi.