Mohon tunggu...
Muchlis
Muchlis Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa/ pelajar

Muchlis adalah mahasiswa di kampus PTIQ yang fokus pada pengkajian al-Quran, sebelumnya penulis diberikan kesempatan untuk mengambil program sarjana di kampus STFI Sadra Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Umrah: Ibadah atau Rekreasi

15 Juli 2022   23:30 Diperbarui: 15 Juli 2022   23:47 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jatim.tribunnews.com/

Dalam praktik ibadah umrah, ada beberapa tindakan sebagai bentuk pengabdian/ penghambaan seseorang kepada Allah, diantaranya adalah berpakaian ihram, thawaf, sa'i dan tahallul. Berpakaian ihram adalah adalah simbol dan sebagai pengajaran untuk menanggalkan semua perbedaan serta menghapus segala keangkuhan yang timbul dari dalam diri kita. 

Menanggalkan keangkuhan adalah bentuk pengabdian, penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Bagaimana mungkin seseorang akan memurnikan penghambaan kepada Allah, jika di lain sisi ia membesarkan/ mengagungkan dan memuji dirinya sendiri. 

Keangkuhan/ kesombongan merupakan lawan daripada sifat menghinakan diri sebagai sifat yang melekat pada diri seorang hamba. Selanjutnya adalah kegiatan thawaf, thawaf mengandung makna bahwa Allah adalah satu-satunya wujud. Segalanya akan bergantung padaNya, segalanya hanya berorientasi kepadaNya. 

Ini adalah symbol pengakuan terbesar hamba, ketika ia mampu menyadari bahwa yang ada hanyalah Allah, adanya manusia (dirinya) tak lain karena wujud Allah, manusia hanyalah manifestasi (bayangan) wujud hakiki, yaitu Allah. begitupun sa'i dan tahallul, kesemuanya merupakan rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan umrah, tujuannya adalah memurnikan ketaatan, penghambaan hanya kepada Allah. 

Penghambaan ini adalah bentuk kemenangan, dimana manusia mampu terbebas dari belenggu perbudakan keegoan (keinginan) dari dalam diri seseorang, yang senantiasa mengikat dan memperbudak. 

Misalnya, jika selama ini anda senantiasa menuruti dan diperbudak keinginan untuk mengumpulkan harta dan tahta, maka sebuah kebebasan jika keinginan atau keegoan anda tersebut tidak lagi gila dan memuja pada harta dan tahta. 

Bagi semua yang berkunjung ke Baitullah, semoga berhasil memperoleh predikat hamba setelah ia melaksanakan berbagai rangkaian peristiwa/kegiatan, sehingga patut untuknya memperoleh keridhaan Allah dari ibadah umrah tersebut, itulah ibadah sesungguhnya.

Lalu, bagaimana dengan penilaian orang yang menganggap bahwa umrah itu hanya rekreasi? Rekreasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dua kata, yaitu re dan creare, yang artinya membuat ulang, yakni kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, bermain dan lainnya. (wikipedia.org/rekreasi)

Dari pengertian tersebut, kita bisa melihat bahwa rekreasi erat kaitannya dengan kegiatan yang bisa menyenangkan diri, bersenang-senang,mengembalikan kesegaran jasmani atau kejiwaan dari kepenatan, kegelisahan atau stress. Kata rekreasi ini tidak ada kaitannya dengan ibadah, karena ibadah bukan dimaksdukan untuk bersenang-senang, melainkan agar kita mampu menemukan makna diri dan hidup kita sebagaimana yang sudah kita bahas di atas. 

Jadi, sampai disini kita bisa mengatakan, bahwa seseorang yang mengatakan bahwa umrah adalah rekreasi merupakan kerancuan/ kekeliruan (fallacy) dalam menempatkan sebuah kata yang bukan pada tempatnya. Kata umrah yang di dalamnya bernilai ibadah, tidak tepat jika disandingkan dengan kata rekreasi yang tidak  mengandung unsur ibadah.

Akhirnya penulis menutup tulisan ini dengan perkataan seorang tokoh mengenai ibadah haji/ umrah, "ketika engkau meninggalkan rumah (menuju Baitullah), niatkan menuju rumah umat manusia, meninggalkan hidup untuk memperoleh cinta, meninggalkan ke-aku-an untuk berserah diri kepada Allah. Hadapkan dirimu dan berserah diri hanya kepada Allah dalam segala gerak dan diammu." (Shariati, 1995: 16)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun