Masyarakat Indonesia dibuat ramai dengan informasi tentang kehadiran Katib Aam (Sekjen) Suriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf  diacara forum diskusi yang diselenggarakan oleh Yahudi Amerika. Tokoh NU asal Rembang Jawa Tengah sekaligus sebagai Wantimpres ini diundang sebagai pembicara dalam forum yang diprakarsai oleh American Jewish Committee (AJC) di Israel pada hari minggu 10 juni 2018 waktu setempat.
 Seperti biasa, setiap kali menyangkut dengan Israel selalu mengundang pro dan kontra. Semuanya memiliki alasan masing masing. Apapaun alasannya, yang namanya diskusi atau seminar dengan siapapun dan tema apapun pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif walaupun itu bersifat evolutif.
Tidak akan pernah ada habisnya, jika melihat sesuatu didasarkan atas perbedaannya. Setiap persoalan jika dilihat perbedaannya atau kekurangan pasti akan memunculkan kecurigaan dan manambah permasalahan baru. Jika melihat persoalan dilihat dari aspek persamaan dan sisi positifnya maka akan mudah menemukan solusinya. Dalam tulisan ini tidak akan menambah pro kontra atas kehadiran KH. Yahya Cholil Staquf, tetapi akan mencoba melihat aspek persaman antara ketiga agama dan mencoba menawarkan solusi untuk mensikapi terhadap Yahudi, Nasrani dan Islam.
Terlepas dari perbedaann dan kelemahan, tiga agama yang dikenal dengan agama samawi yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam memiliki sekurang kurangnya tiga persamaan yaitu persamaan tentang tokoh yang terpilih, persamaan tentang para pengikutnya (sahabat) dan persamaan tentang ummat terpilih.
Pertama, Mengenai tokoh Yang terpilih yang biasa disebut utusan Tuhan dalam pandangan atau keyakinan tiga agama bahwa Agama  Yahudi memiliki Rasul Pilihan bernama Musa AS, Agama Nashrani memiliki tokoh pilihan bernama Isa Bin Maryam.dan Agama Islam memiliki keyakinan Rasul Pilihan adalah Nabi Muhamamd SAW. Masing masing agama tidak akan mungkin bisa memaksakan keyakinan tentang tokoh pilihan tersebut. Artinya, Agama Yahudi tidak bisa memaksa agama lainnya untuk mengikuti atau meyakini, begitu juga agama lainnya Nasrani dan Islam.
 Kedua, Mengenai para pengikut atau Sahabat dalam pandangan tiga agama. Agama Yahudi berkeyakinan bahwa Nabi Musa AS memiliki pengikut /sahabat sebanyak 70 orang seperti yang disebutkan dalam QS. Al A'raf : 155. " Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk memohonkan taubat kepada kami), pada waktu yang telah Kami tentukan...".
Agama Nashrani juga memiliki pandangan dan keyakinan bahwa para pengikut (sahabat) tokoh pilihannya  sebanyak 12 orang bernama yaitu Simon, Petrus, Yakobus, Yohanes, Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Tadeus, Simon Orang Zelot dan Yugas Iskariot. Dalam agama Islam meyakini ada empat sahabat Rasul yaitu Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar ibnu Khattab, Sayyidina Utsman Ibnu Afwan dan sayyidina Ali Ibnu Abdul Muntholib.
 Ketiga, Mengenai umat terpilih menurut keyakinan tiga agama bahwa agama Yahudi mengenal umat terpilih yang disebut Bani Israil. Agama Nashrani juga memiliki umat terpilih bernama Al Masih. Agama  Islam juga memiliki umat terpilih atau umat terbaik. Sesuai Firman Allah Swt " Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt. (QS. Ali Imran : 110).
Umat pilihan menurut Islam adalah yang memiliki kesanggupan atau komitmen untuk selalu menyuruh kepada yang makruf (kebaikan/kemanfaatan) dan mencegah dari yang mungkar dan selalu beriman kepada Allah swt.
Selain tiga hal tersebut, persamaan antara Yahudi, Nashrani dan Islam juga dapat dilihat dari doktrin yang dimiliki atau diyakini sebagai kebenaran mutlaq dalam artian tidak bisa diganggu gugat atau tidak bisa dipaksakan antara satu dengan yang lain. Dalam pandangan agama Yahudi  memiliki 12 prinsip, yang dijadikan rukun iman Yahudi.
Prinsip yang ke sembilan mengatakan " Aku beriman dengan kesempurnaan iman bahwa taurat ini tidak bisa diubah ubah dan tidak ada syariat lain selain dari Sang Maha pencipta yang berkah nama-Nya". Artinya, agama Yahudi memiliki keyakinan yang sifatnya mutlaq bahwa kitab tauraf adalah kitab yang sempurna tidak akan bisa di ubah ubah oleh siapapun dan zaman kapanpun.