Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Rektor Tegas kepada Anti-Pancasila, Siapa Menyusul?

9 Juni 2018   07:17 Diperbarui: 10 Juni 2018   08:08 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: ppienschede.com)

Kampus merupakan miniatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari kampus itulah akan lahir berbagai macam corak pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat.  Dari kampus akan lahir para pemikir sekaligus pembaharu (reformis) yang mampu mengubah sistem tata pemerintahan. Hal ini sudah terbukti, reformasi tahun 1998 jelas jelas dimotori dari berbagai kampus yang ada di  Indonesia.

Kampus memiliki jati diri atau memiliki bawaan dasar (fitrah) yang tidak bisa di ganggu gugat atau tidak bisa di intervensi oleh siapapun. Fitrah kampus itu bernama, Kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, rasional dan obyektivitas serta independen dalam menemukan kebenaran. 

Semua fitrah itu akan sangat besar manfaatnya jika dipergunakan atau diberdayakan untuk hal hal yang positif. Sebaliknya akan memiliki dampak sangat besar dan berpotensi merusak tatanan kehidupan jika dipergunakan untuk hal hak yang negatf.

Wacana atau gerakan sekelompok organisais dan sekelompok oknum mahasiswa dan dosen yang mempertanyakan tentang legalitas atau relevansi Pancasila sebagai dasar negara merupakan realitas yang membahayakan eksistensi suatu negara. Apa lagi  sudah muncul gerakan untuk memberlakukan sistem negara Islam (khilafah), padahal Pancasila sudah jelas jelas disepakati bersama sebagai keputusan final dan mengikat untuk dijadikan dasar negara Republik Indonesia.

Dilihat dari perspektif, kekuatan politik untuk melakukan perubahan, Kamus memiliki peluang yang sangat signifikan, artinya jika para penghuni kampus (civitas akademika) kompak melakukan perubahan maka saya yakin sangat sulit untuk dibendung walau harus dengan kekuatan senjata. Oleh sebab itu jangan bermain main dan menyepelekan gerakan gerakan yang berpotensi membahayakan kelangusungan negara yang dilakukan oleh oknum oknum penghuni kampus.

Perubahan di Italia dilakukan oleh para mahasiswa yang menentang kondisi yang otoriter di beberapa wilayah Italia dan dibeberapa kampus di Italia. Selama sebulan kampus berhasil di duduki (27 November 1967-27 Desember 1967), yang akhirnya menghasilkan perubahan dan perbaikan sistem kehidupan baik di dalam kampus maupun diluar kampus.

Mahasiswa Amerika Latin adalah dapat dikatakan telah memberi "contoh yang baik" bagaimana mahasiswa berperan dalam kehidupan bernegara. Aksi-aksi mereka diawali dari adanya Manifesto Cordoba di Argentina pada tahun 1918. Manifesto Cordoba menjadi deklarasi hak mahasiswa yang pertama di dunia, dan sejak itu mahasiswa di sana memainkan peran yang konstan dan militan dalam kehidupan politik.

Gerakan yang dilakukan Mahasiswa di Eropa. Seperti ; Hungaria, menuntut terwujudnya kemerdekaan, kebebasan dan pengusiran Uni Soviet, dimotori oleh Dewan mahasiswa Revolusioner. Perjuangan mahasiswa Perancis -- memelopori pemogokan umum menyeluruh selama dua bulan pada Mei - Juli 1968. Aksi ini memicu "Krisis Mei" yang tercatat dalam sejarah sebagai krisis paling hebat di Prancis sepanjang abad 20.

Itulah sekilas bukti bukti gerakan mahasiswa yang mampu merubah pecaturan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa gerakan mahasiswa dan kampus akan selalu didukung seluruh elemen bangsa jika gerakan itu untuk kemaslahatan bangsa, jika gerakan itu bertentangan dengan harapan bangsa maka wajib untuk ditentang dan dilawan. Gerakan sekelompok kecil "penghuni kampus" yang ingin merubah dasar negara atau dikenal dengan anti Pancasila sudah seharusnya di lawan secara massif.

Geakan massif sudah diawali dari tiga kampus ternama di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universats Diponegoro (Undip) Semarang.

ITB telah membekukan salah satu organisasi mahasiswa yang diduga berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang bernama Harmoni Amal dan Titian Ilmu (HATI). ITB melarang kegiatan organisasi tersebut di lingkungan kampus. Hal ini didasarkan bukti bukti kuat bahwa organisasi HATI berafiliasi dengan HTI walaupun Ketum HATI ITB Priagung Satyagama menegaskan tidak terafiliasi dengan HTI namun dia menyebut bukan tidak mungkin anggota HATI juga mengikuti ormas HTI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun