Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beragama WhatsApp

9 Juni 2018   06:09 Diperbarui: 10 Juni 2018   08:02 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal pengetahuannya hanya belajar melalui WA. Contohnya, mereka dengan tegas mengatakan, wah ini dilarang, yang begini haram, kalau yang begitu itu bid'ah, yang seperti itu musyrik. Ketika ditanya balik, dari mana anda tau kalau semua itu tadi tidak boleh?. Jawabnya dari WA. Ditanya lagi yang ngirim WA siapa? Dia menjawab dari WA tetangga sebelah. Ketika ditanya lagi, apakah anda bias memastikan materi WA itu benar benar berasal dari yang membuat? Mereka menjawab belum tentu.

Beragama yang hanya bersandar informasi dari WA, menjadikan beragama yang tidak tepat, tidak kurat sehingga agama Islam memiliki citra yang tidak positif baik di mata internal umat Islam maupun umat non muslim.

Mari kita belajar memahami agama melalui cara cara dan system yang tepat sehingga melahirkan cara pandang agama yang utuh dan komprehesnif sehingga Islam benar benar menjadi agama yang cinta damai dan kasih sayang (rahmatan lil'alamiin).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun