Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Islam Indonesia

20 Mei 2018   13:34 Diperbarui: 20 Mei 2018   13:50 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagaimana Islam Indonesia?

Islam masuk ke Indonesia tidak dibawa oleh pasukan  tentara (prajurit) yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang gagah dan berani bersenjatakan pedang dan panah. Islam masuk ke Indoensia di bawa oleh rombongan para pedagang (saudagar) dari Arab ( Mesir), Persia (Iran) dan Gujarat ( India).  Seperti pada umumnya, seorang pedagang dalam menawarkan barang dagangannya pasti di lakukan dengan perkataan yang manis, lemah lembut penuh dengan sopan santun. Karakter dan cara para  pedagang dalam menawarkan barang dagangannya juga di lakukan pada saat "menawarkan" Islam kepada penduduk pri bumi Indonesia yang pada saat itu beragaam hindu dan budha.

Seperti halnya teori jual beli (perdagangan) Islam dipasarkan kepada masyarakat Indonesia  dikemas dengan perkataan yang halus,  baik, sikap sopan santun dan penuh kasih sayang. Hubungan persaudaraan di lakukan atas dasar keterarikan dengan sikap lemah lebutnya para saudagar dalam menjelaskan dan mengajak untuk memeluk agama Islam. 

Selain dengan proses perdagangan, para saudagar dalam menyebarkan Islam dilakukan dengan proses pernikahan (perkawinan) dengan penduduk pribumi Indonesia. Pernikahan dapat dilakukan jika dilandasi atas dasar suka sama suka, saling menerima, tidak ada paksaan satu dengan lainya. Artinya orang Indonesia yang masuk Islama dilakukan atas dasar kesadaran, tanpa ada paksaan atau intimidasi satu dengan lainnya.

 Cara lain untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia masuk Islam di lakukan melalui jalur seni budaya seperti yang dilakukan para Walisongo pad saat menyebarkan Islam di tanah Jawa. Salah satu ulama besar bernama Raden Mas Said yang terkenal dengan nama Sunan Kalijaga berhasil memasukan nilai nilai agama Islam melalui kisah atau cerita wayang kulit, seperti jimat kalimosodo yang sebenarnya adalah dua kalimah syahadat yang menjadi syarat seseorang menjadi muslim. 

Keluarga  Pendowo lima (jawa: limo/5) dalam kisah wayang kulit adalah keluarga yang terdiri dari lima orang yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa, dirubah  oleh Sunan Kalijaga dengan lima macam rukun Islam yang terdiri dari syahadat, shalat, zakat, puasa ramadhan dan haji.   Ulama besar lainnya  Raden Maulana Makdum Ibrahim yang terkenal dengan nama Sunan Bonang juga berhasil memasukan nilai nilai ajaran Islam melalui gamelan atau gending yang terkenal yaitu Tombo Ati yang berisi resep ampuh untuk membersihkan hati dan selalu dekat kepada Allah Swt.

Dakwah Islam seperti yang dilakukan oleh para saudagar Arab, Persia dan Gujarat  dan juga yang dilakukan Walisongo tidak cukup hanya di kenang tetapi harus benar benar ditiru dan dikembangkan dengan cara cara yang lebih modern dengan tetap mengedepankan cara cara damai, santun, cultural. Hanya dengan cara itulah kita bisa merawat Islam Indonesia agar mampu menjadi pusat percontohan peradaban agama di dunia.

Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd Dosen IAIN Kudus, Ketua Dewan Pembina Yayasan/Lembaga Survey Tasamuh Indonesia Mengabdi (TIME) Jawa Tengah.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun