Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... -

Ilmu dan Amal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gubernur Jokowi Mengatasi Kemacetan Jakarta

9 Agustus 2012   05:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:03 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggap saja pak Fauzi Bowo yang tidak mampu mengatasi kemacetan Jakarta, alias sudah tidak terpilih lagi untuk kedua kalinya, dan pak Jokowi dengan pak Basuki sedang menunggu pelantikannya sebagai gubernur/wakil gubernur DKI Periode 2012 - 2017.

Karakter, perilaku dan integritas yang diaktualisasikan oleh pak Jokowi selama ini sampai terakhirnya sebagai Walikota Solo (inilah yang tidak dimiliki oleh pak Fauzi Bowo), jelas merupakan hal mendasar bagi seseorang pemimpin untuk mampu memperbaiki berbagai permasalahan Jakarta yang salah satunya adalah masalah kemacetan jalan tanpa solusi.

Dengan pengalaman dan sikap kritis yang dimilikinya serta didampingi oleh team teknis yang lebih kompeten dan lebih berintegritas, pak Jokowi akan mampu beradaptasi secara cepat untuk keluar membawa masyarakat Jakarta guna turut memahami permasalahan bersamanya sekaligus mereka juga bisa/ mau menerima sedikit resiko demi mengatasi kemacetan Jakarta yang telah  terstruktur, menuju Jakarta Baru yang lebih baik dan lebih manusiawi.

Secara umum, tingkat kemacetan jalan di Jakarta yang macet nyaris tidak bergerak pada setiap hari kerja, adalah kumulasi dari persoalan-persoalan menyangkut  Tingkat Pertumbuhan Kendaraan (TPK), Tingkat Pertumbuhan Jalan (TPJ) dan Budaya Pengemudi Pengguna Jalan (BPPJ).

Berdasar pada pengalaman keberhasilan koordinasi - komunikasi - realisasi dari pak Jokowi selaku Gubernur DKI yang baru, makapersoalan TPK dan BPPJ yang walau sangat kompleksitas, sepertinya akan relatif lebih cepat terselesaikan (Insya Allah tidak lebih dari 1 tahun sejak masa jabatan) dan dengan biaya yang juga tidak terlalu besar. Sambil tetap berkeharusan untuk menambah kapasitas TPJ yang lebih  bersifat teknis dan berbiaya mahal serta butuh waktu yang panjang dan berkelanjutan, perbaikan yang dicapai pada TPK dan BPPJ oleh gubernur baru beserta jajarannya, berdampak langsung dirasakan masyarakat Jakarta khususnya para pengguna jalan yang merasakan adanya kenyamanan dalam berkendaraan.

Itulah salah satu contoh buah keberhasilan dari pak Jokowi - Basuki selaku gubernur/ wakil gubernur DKI periode 2012 - 2017 dalam upayanya merubah/ menjadikan jalan di jakarta ketingkat nyaris macet (sementara), akhirnya menuju ketingkat jalan tidak macet.

Mengapa anda tidak menginginkan perbaikan? atau memang anda ingin menikmati parkir gratis dibadan jalan?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun