Mohon tunggu...
Muchammad Hasyim Rifai
Muchammad Hasyim Rifai Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sangat menyukai seperti sepakbola futsal dibidang keolahragaan di bidang pengetahuan saya menyukai filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisi Model Pembelajaran Efektif dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

8 September 2024   15:15 Diperbarui: 8 September 2024   15:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract

The Ministry of Education, Culture, Research, & Technology of Indonesia employs the Kurikulum Merdeka concept as an alternative to address learning recovery. They have released guidelines for the development of the Kurikulum Merdeka, offering solutions to enhance education. To successfully implement this new curriculum, teachers must adopt effective & contemporary learning models. This research utilizes a descriptive qualitative method with library research, employing documentary research & the content analysis technique. The study aims to analyze & describe the conceptualization of an independent curriculum in schools, the process of implementing learning within an independent curriculum, challenges faced in implementing it, & relevant learning models for teachers in Kurikulum Merdeka. The research findings emphasize the crucial role of choosing an appropriate learning model for the success of the independent curriculum. Five effective learning models are identified for the implementation of the independent learning curriculum: Problem-Based Learning, Active Learning, Cooperative Learning, Discovery Learning, & Think-Pair-Share.

Kata Kunci: Merdeka Curriculum; Learning Model; Effective

Abstrak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia menggunakan konsep Kurikulum Merdeka sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi pemulihan pembelajaran. Mereka telah mengeluarkan pedoman pengembangan Kurikulum Merdeka, yang menawarkan solusi untuk meningkatkan pendidikan. Agar berhasil menerapkan kurikulum baru ini, guru harus mengadopsi model pembelajaran yang efektif dan kekinian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penelitian kepustakaan, menggunakan penelitian dokumenter dan teknik analisis isi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan konseptualisasi kurikulum mandiri di sekolah, proses pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum mandiri, tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, dan model pembelajaran yang relevan bagi guru di Kurikulum Merdeka. Temuan penelitian menekankan pentingnya peran pemilihan model pembelajaran yang tepat bagi keberhasilan kurikulum mandiri. Diidentifikasi lima model pembelajaran yang efektif untuk penerapan kurikulum pembelajaran mandiri: Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Aktif, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Penemuan, dan Think-Pair-Share.
Keywords: Kurikulum Merdeka; Model pembelajaran; Efektif

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam rangka menciptakan generasi yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur (Ihsan, 2016). Tidak hanya itu, pendidikan juga mendorong perbaikan dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan suatu usaha yang disengaja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan, baik yang bersifat formal maupun informal. Usaha ini mencakup kegiatan bimbingan dan pembelajaran yang dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki kemampuan untuk bersaing dan berdaya saing di berbagai bidang keilmuan dalam konteks era modern (Rosdiana, 2018). Peran pendidikan sangat signifikan dalam persiapan generasi bangsa menghadapi era globalisasi. Pendidikan dianggap sebagai upaya berkelanjutan untuk mengoptimalkan potensi dan pembentukan kepribadian anak didik hingga mencapai tingkat puncaknya. Proses ini mencakup pengembangan aspek intelektual, emosional, dan spiritual secara menyeluruh (Romlah, 2011).
Pendidikan melibatkan peningkatan kemampuan dan pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai jati diri bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang taat beragama, beriman, memiliki moral yang baik, sehat, berpengetahuan, berbakat, kreatif, mandiri, serta mampu menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab didalam kehidupannya. Seiring dengan kemajuan zaman dan dinamika masyarakat yang semakin berkembang, sistem pendidikan juga mengalami perubahan signifikan.(Suwartini, 2017, 221) Dalam hal ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan sekolah dasar, menengah, bahkan sampai perguruan tinggi yang tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia (Yulia Pramesta, 2023). Pendidikan diharapkan menjadi solusi utama dalam peningkatan kualitas manusia Indonesia menuju pembangunan bangsa yang unggul di tengah kemajuan zaman (Ainia, 2020).
Pengaruh perkembangan teknologi terhadap pendidikan sangat signifikan, di mana penggunaan teknologi digital telah mengubah cara siswa belajar, dari menggunakan buku menjadi menggunakan berbagai aplikasi dan perangkat berbasis teknologi digital.  Dinamisasi kemajuan IPTEK di era modern mengharuskan lembaga pendidikan perlu untuk beradaptasi dengan mengakomodir perkembangan teknologi ke dalam bidang pendidikan. Penting untuk menyadari bahwa teknologi dapat memberikan manfaat yang besar bagi siswa dalam memperoleh pengetahuan.(Handayani, Mantra, & Suw&i, 2019) Perkembangan ini membawa dunia pendidikan harus berhadapan dengan tuntutan kebutuhan generasi milenial dan masyarakat modern, sehingga sistem pendidikan mau tidak mau harus melakukan upaya reformulasi dalam segala aspek, baik aspek pendidik, peserta didik, kurikulum, metode, dan sarana pendidikan yang ada (Subayil, 2020).
 Adanya berbagai perubahan kebijakan pendidikan telah menjadikan berubahnya sistem dan kurikulum pendidikan nasional. Kurikulum Merdeka Belajar hadir dengan pendekatan pembelajaran yang beragam, yang lebih sederhana dan praktis. Kurikulum ini dirancang dengan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan kurikulum sebelumnya, sambil tetap berfokus pada materi yang penting untuk dipahami. Kurikulum ini mengidentifikasi dirinya sebagai suatu kurikulum yang memberikan kebebasan kepada pendidik untuk menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik, dengan menyesuaikan dengan karakteristik belajar mereka (Adi Wibawa et al. 2022). Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang signifikan antara peserta didik di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga para guru diberi kebebasan untuk menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan harapan materi tersebut dapat lebih efektif dan praktis dalam kehidupan sehari-hari (Usanto, 2022).
 Tujuan dari perubahan ini adalah untuk menjamin peningkatan pembelajaran di sekolah/madrasah. Perubahan kurikulum merdeka merupakan kelanjutan dari kurikulum 2013, sehingga sebagian kurikulum merdeka merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Perubahan kurikulum banyak menimbulkan masalah bagi guru seperti pendidik dan guru di sekolah/madrasah. Perubahan yang terjadi dianggap sebagai salah satu penyebab terhentinya proses pembelajaran di sekolah/madrasah, karena selama proses pembelajaran disadari harus tiba-tiba diganti dengan kurikulum baru, sedangkan kurikulum sebelumnya belum sepenuhnya terlaksana (Didiyanto, 2017). Namun disamping itu, lembaga pendidikan dituntut mampu selektif dalam mengadopsi berbagai perubahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengaruh dinamika kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi tentu mendesak adanya upaya-upaya perbaikan dari lembaga pendidikan di berbagai bagiannya, terutama pada metodologi pembelajarannya (Sumantri, 2019).
 Dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan, hal penting yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah memilih metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan terhadap peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan minat belajar dan kompetensi peserta didik. Terlebih lagi pola pembelajaran di abad ke-21 kini dituntut untuk mampu meningkatkan kompetensi digital yang kompleks dalam pembelajarannya (Redhana, 2019).
Dalam penelitiannya, Asy'ari menyampaikan bahwa pola pembelajaran abad ke-21 cenderung fokus pada penggunaan teknologi, terutama internet, untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam konteks ini, peserta didik diharapkan untuk aktif dan mandiri dalam mengembangkan keterampilan 4C, yaitu critical thinking, communication, collaboration, dan creativity. Guru diharapkan merespons dinamika ini dengan merancang model pembelajaran yang adaptif sesuai dengan perkembangan zaman. (Asy'ari & Hamami, 2020). Kurikulum Merdeka, dalam proses pembelajarannya, berusaha mengakomodir dan adaptable terhadap beragam kompetensi yang diperlukan di era modern, terutama kompetensi-kompetensi pembelajaran abad 21.
Hal serupa diungkapkan oleh Puspitarini, bahwa dalam implementasi kurikulum merdeka, proses belajar-mengajar harus dapat menyesuaikan dengan pola pembelajaran abad ke-21. Pendidik harus mampu mengadopsi model pembelajaran terbaru yang relevan dengan karakteristik peserta didik yang merupakan generasi millenial. Pendidik tidak dapat lagi mengajar dengan model pembelajaran yang konvensional. Pendidik dituntut untuk inovatif dengan memperkaya ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan beragam model pembelajaran untuk dapat menyuguhkan kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif (Puspitarini, 2022).
Pentingnya model pembelajaran dalam mengasah kemampuan berpikir kritis siswa sangatlah signifikan. Berbagai jenis model pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif, atau pembelajaran berbasis proyek, memiliki potensi untuk merangsang kemampuan pemikiran analitis siswa (Muhammad et al. 2023). Model pembelajaran yang efektif adalah model yang dapat mengakomodir seluruh elemen belajar, melibatkan siswa secara aktif, mendorong partisipasi dalam pemecahan masalah, dan mempromosikan pemikiran kritis siswa. Hal ini pada akhirnya akan membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Sunarto & Amalia, 2022). Dengan demikian, seorang pendidik perlu memilah dan menerapkan model-model pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran untuk mencapai suksesi kurikulum merdeka.
Berdasarkan pada realita diatas, kajian penelitian ini berusaha untuk menganalisis dan mendeskripsikan perbagai problematika pembelajaran yang dialami oleh para pendidik dan peserta didik dalam penerapan Kurikulum Merdeka dan memberikan analisis tentang bagaimana model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam penerapan pembelajaran Kurikulum Merdeka di sekolah atau institusi pendidikan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan metode studi kepustakaan (library research). Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan penelaahan data yang berasal berbagai sumber literatur yang meliputi buku, e-book, website, prosiding seminar, jurnal penelitian yang terindeks Sinta, dan artikel lain yang relevan dengan topik pembahasan tentang model-model dalam pembelajaran dan implementasi kurikulum merdeka. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Peneliti menggunakan teknik content analysis untuk mendapatkan kesimpulan yang sahih sesuai dengan konteks penelitian melalui proses seleksi, perbandingan, penggabungan, dan penyaringan berbagai data hingga mendapatkan data yang relevan.

PEMBAHASAN

A.Model Pembelajaran

Secara  etimologi,  model  berasal  dari bahasa Italia   yakni   "modello"   yang   dapat memiliki arti  "berbagai  dimensi". Dengan kata   lain,   model   secara   etimologi   yakni sesuatu  contoh.  Dalam  kamus  besar  bahasa Indonesia (KBBI), model didefinisikan sebagai  pola, acuan, atau ragam dari  sesuatu  yang ingin  dibuat  atau yang  dihasilkan. Model dapat diartikan sebagai representasi konkret dari suatu pola yang diciptakan untuk menghasilkan sesuatu (Albina et al. 2022). Sedangkan pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang disusun untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis dengan tujuan mencapai hasil pembelajaran secara aktif, efektif, dan inovatif (Syihabudin & Ratnasari, 2020).

Dengan pesatnya kemajuan informasi dan teknologi di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan, terjadi dorongan untuk mengembangkan media pembelajaran, baik dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras. Hal ini berimplikasi pada perubahan perlahan namun pasti dalam peran guru yang beralih dari menjadi sumber belajar menjadi fasilitator. Karena model pembelajaran berbasis media semakin dominan, baik dalam lingkungan kelas maupun di luar kelas, maka peran guru sebagai fasilitator menjadi semakin penting. Guru diharapkan mampu merancang model pembelajaran yang benar-benar mendukung peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mandiri dalam memahami materi pelajaran, baik yang disampaikan di dalam maupun di luar kelas (Tayeb, 2017).

Pemanfaatan model pembelajaran menjadi salah satu elemen krusial dalam pelaksanaan kegiatan belajar di dalam kelas. Model pembelajaran merujuk pada pendekatan yang diciptakan dan disusun dengan tujuan pencapaian hasil belajar tertentu. Penggunaan model pembelajaran memiliki potensi untuk mendukung dan mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa. Model pembelajaran juga berperan sebagai fondasi kuat bagi jalannya proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Iryanto, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun