Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasus Gisella Anastasia dan Sosok Istri dalam Film India

1 Januari 2021   18:32 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:35 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan Film Chalte - Chalte (Foto: Istimewa) 

Kalimat dari aktor kawakan Roy Marten mendadak viral di media sosial. Kalimat itu disisipkan dalam pose foto Roy memeluk putra-nya Gading Marten secara erat. Kalimat itu berbunyi "Menikahlah dengan Perempuan yang ketika ia ada masalah lari ke Tuhan bukan laki-laki lain,".

Foto dan kalimat yang banyak diunggah ulang di beberapa akun media sosial ini sontak ramai diperbincangkan lantaran berbarengan dengan kasus yang melanda mantan istri Gading Martin yakni Gisella Anastasia.

Penulis tidak ingin mengomentari lebih jauh atas kasus video yang menimpa Gisella Anastasia. Namun, ada berita yang cukup menarik untuk disimak, yakni pengakuan Gisella yang mengatakan jika video itu dibuat pada saat ia masih berstatus sebagai istri Gading Martin.

Sebenarnya, kasus serupa beberapa tahun lalu juga sempat menimpa salah seorang vokalis band dan juga presenter televisi yang diketahui sudah bersuami.

Kasus tersebut sebenarnya mengingatkan penulis akan beberapa film India yang bercerita tentang kesetiaan istri kepada suaminya. Bahkan, meskipun tidak spesifik mengangkat kisah keluarga, namun pesan beberapa film India yang mengharuskan istri untuk menjaga kehormatan suami banyak terselip di dalamnya.

Beberapa judul film seperti Padmavaat, Chalte-Chalte, Ek Rishtaa dan Baabul secara garis besar menceritakan bagaimana seorang istri yang menjaga marwah keluarganya dengan menghormati suaminya.

Film Chalte-Chalte yang diperankan Shah Rukh Khan dan Rani Mukherjee misalnya adalah salah satu gambaran tentang rumah tangga yang tidak harmonis. Wajar, jika dalam sebuah rumah tangga terdapat masalah antara suami dan istri. Masalah bisa saja datang karena faktor ekonomi, ketidakcocokkan beberapa karakter yang perlu penyesuaian hingga masalah adanya orang ketiga.

Chalte Chalte mencoba menggambarkan masalah tersebut secara utuh, namun tetap dalam satu premis bahwa segala macam masalah dalam rumah tangga bisa diselesaikan secara baik-baik dan wanita selaku istri tetap harus menghormati suaminya selama sang kepala rumah tangga masih bertindak dalam batas yang wajar.

Padmavaat yang pernah saya bahas juga berkisah tentang kegigihan seorang istri yang menjaga kehormatan suaminya sampai ia wafat. Film ini cukup menjadi kontroversi di India karena dianggap melencengkan sejarah. Namun, apapun kontroversi yang ada pesan film ini jelas, bahwa meskipun sedang sang ratu sedang dikejar-kejar oleh Raja lain yang sedang dalam masa jaya, ia lebih memilih mati demi menjaga kehormatan suaminya.

Agak sedikit unik adalah film Hum Dil De Chukke Sanam yang diperankan Salman Khan, Aishwaria Rai dan Ajay Devgan. Kisah dasar film ini adalah perjodohan antara dua orang yang tidak saling mencintai. Sang perempuan dalam film itu digambarkan mencintai orang lain bahkan setelah menikah. Akan tetapi, sang suami perempuan malah membantunya mencari kekasih hati istrinya tersebut. Film ini diakhiri dengan cukup baik, dimana sang istri karena sadar akan kesetiaan sang suami maka kekasih hati yang dicintainya tak jadi dipilihnya.

Ada banyak film India yang menempatkan sosok istri harus menjaga kehormatan suaminya. Hal itu dikarenakan budaya baik yang dikembangkan di negara tersebut agar keutuhan rumah tangga bisa terjaga dengan baik. Namun, banyak pula suami yang lupa diri dan menjadikan istri secara sebelah mata. Karena itu beberapa film yang melawan dominasi suami yang melampaui batas juga dihadirkan di jagat perfilman India.

Film Thappad yang baru-baru ini rilis adalah bukti bagaimana seorang istri yang dituntut menjaga kehormatan suami menjadi seorang yang melawan. Masalahnya tidak sepele, yakni suami menampar sang istri di depan banyak orang.

Akhirnya, sang istri dalam film tersebut meminta cerai bahkan ketika suaminya meminta rujuk. Namun, dalam film itu sang istri lantas tidak membalas perbuatan suami dengan bertindak di luar batas. Justru seperti yang dikatakan Roy Martin, perempuan dalam film itu lebih mendekat kepada Tuhan sang Pencipta, daripada harus melampiaskan duka.

Namun, sayangnya di tengah para sineas menjaga budaya tersebut, ada juga film-film yang memaafkan perselingkuhan atas nama cinta walaupun keduanya sudah berumah tangga. Karya Karan Johar berjudul "Kabhi Alvida Naa Kehna" adalah contoh buruk bagaimana seorang istri bisa tidur dengan suami orang hanya karena masalah cinta dan kenyamanan batin semata.

Padahal dalam film itu dikisahkan jika suami dari istri itu bukan sosok yang jahat atau suka main perempuan, melainkan sosok pekerja keras yang setia terhadap istrinya. Kisah semacam ini menurut penulis adalah upaya merontokkan budaya yang selama ini dijaga oleh film India itu sendiri. Sebagai pecinta film India, saya kecewa atas Karang Johar dalam kasus Kabhi Alvida naa Kehna dan beberapa film aneh bikinannya.

Saya tidak menulis panjang seperti artikel yang lain khusus membahas ini. Namun, kasus Gisella Anastasia yang mengakui video syur dengan lelaki dibuat saat menjadi istri seseorang adalah contoh yang sebenarnya tidak baik untuk terus dibicarakan.

Penulis hanya ingat sebuah hadist nabi yang membahas posisi istri dalam rumah tangga. Rasulullah mengajarkan jika istri memang harus menjaga kehormatan keluarga dan suaminya. Bahkan, Rasulullah sempat memberikan  analogi seperti ini kalau tidak salah, jika seorang hamba dibolehkan sujud selain kepada Allah, maka hamba itu adalah istri yang harus bersujud kepada suaminya. Secara arti hadist tersebut tidak untuk men-Tuhankan suami, namun artinya adalah istri harus menjaga ketaatan terhadap suami, manakala sang kepala rumah tangga berlaku secara baik, tanggung jawab dan menjaga rumah tangga.

Penulis merasa, emansipasi wanita yang kerap digaungkan, tidak harus menyentuh ranah keluarga. Emansipasi adalah persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di luar rumah. Namun, ketika kembali kepada rumah tangga, suami adalah  suami dan istri tetap menjadi istri yang wajib menjaga kehormatan suaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun