Ada banyak film India yang menempatkan sosok istri harus menjaga kehormatan suaminya. Hal itu dikarenakan budaya baik yang dikembangkan di negara tersebut agar keutuhan rumah tangga bisa terjaga dengan baik. Namun, banyak pula suami yang lupa diri dan menjadikan istri secara sebelah mata. Karena itu beberapa film yang melawan dominasi suami yang melampaui batas juga dihadirkan di jagat perfilman India.
Film Thappad yang baru-baru ini rilis adalah bukti bagaimana seorang istri yang dituntut menjaga kehormatan suami menjadi seorang yang melawan. Masalahnya tidak sepele, yakni suami menampar sang istri di depan banyak orang.
Akhirnya, sang istri dalam film tersebut meminta cerai bahkan ketika suaminya meminta rujuk. Namun, dalam film itu sang istri lantas tidak membalas perbuatan suami dengan bertindak di luar batas. Justru seperti yang dikatakan Roy Martin, perempuan dalam film itu lebih mendekat kepada Tuhan sang Pencipta, daripada harus melampiaskan duka.
Namun, sayangnya di tengah para sineas menjaga budaya tersebut, ada juga film-film yang memaafkan perselingkuhan atas nama cinta walaupun keduanya sudah berumah tangga. Karya Karan Johar berjudul "Kabhi Alvida Naa Kehna" adalah contoh buruk bagaimana seorang istri bisa tidur dengan suami orang hanya karena masalah cinta dan kenyamanan batin semata.
Padahal dalam film itu dikisahkan jika suami dari istri itu bukan sosok yang jahat atau suka main perempuan, melainkan sosok pekerja keras yang setia terhadap istrinya. Kisah semacam ini menurut penulis adalah upaya merontokkan budaya yang selama ini dijaga oleh film India itu sendiri. Sebagai pecinta film India, saya kecewa atas Karang Johar dalam kasus Kabhi Alvida naa Kehna dan beberapa film aneh bikinannya.
Saya tidak menulis panjang seperti artikel yang lain khusus membahas ini. Namun, kasus Gisella Anastasia yang mengakui video syur dengan lelaki dibuat saat menjadi istri seseorang adalah contoh yang sebenarnya tidak baik untuk terus dibicarakan.
Penulis hanya ingat sebuah hadist nabi yang membahas posisi istri dalam rumah tangga. Rasulullah mengajarkan jika istri memang harus menjaga kehormatan keluarga dan suaminya. Bahkan, Rasulullah sempat memberikan  analogi seperti ini kalau tidak salah, jika seorang hamba dibolehkan sujud selain kepada Allah, maka hamba itu adalah istri yang harus bersujud kepada suaminya. Secara arti hadist tersebut tidak untuk men-Tuhankan suami, namun artinya adalah istri harus menjaga ketaatan terhadap suami, manakala sang kepala rumah tangga berlaku secara baik, tanggung jawab dan menjaga rumah tangga.
Penulis merasa, emansipasi wanita yang kerap digaungkan, tidak harus menyentuh ranah keluarga. Emansipasi adalah persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di luar rumah. Namun, ketika kembali kepada rumah tangga, suami adalah  suami dan istri tetap menjadi istri yang wajib menjaga kehormatan suaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H