Sutradara ternama asal India, Rohit Shetty, tiba-tiba mengumumkan bahwa ia akan membuat semacam kumpulan pahlawan super atau "superhero" yang bakal diangkat ke layar lebar.
Uniknya, bukan "Superhero" yang memiliki kekuatan luar biasa bak Superman, Captain America, Hulk, dan semua yang masuk di Marvel Universe atau DC Universe. Rohit Sheety mengatakan pahlawan super yang dikreasinya itu adalah seorang polisi.
Ya, sejak Marvel Universe sukses dengan film-film superhero mereka, beberapa negara seolah ikut-ikutan untuk mengangkat pahlawan super dalam film.
Hasilnya, dunia perfilman Indonesia tak luput dari tren itu. Para pahlawan asli dalam negeri dari Jagat Sinema Bumi Langit, yang ditandai dengan rilis film Gundala akhirnya juga memulainya.
Kesuksesan Gundala yang disutradarai Joko Anwar, juga disambut film berjudul Sri Asih yang rencananya diperankan oleh aktris cantik Pevita Pearce. Film ini, disutradarai oleh Upi yang semua karyanya menurut penulis memiliki gaya dan ciri khas tersendiri.
Jika Anda pernah menonton Serigala Terakhir yang diperankan Vino G Bastian, itu adalah satu contoh bagaimana kualitas Upi membuat film yang keren dan berkualitas, sehingga menurut penulis tak salah jika sutradara wanita terbaik itu membidani film Sri Asih.
Nah, kembali bergeser ke industri perfilman India. Upaya Rohit Sheety yang hendak menjadikan polisi sebagai pahlawan super dalam film, sejatinya sudah ia mulai beberapa tahun silam.
Tahun 2011, Ia membuat heboh dengan membikin film berjudul Singham. Film ini berkisah tentang seorang polisi penumpas kejahatan bernama Singham. Film yang diperankan oleh Ajay Devgn ini masuk kategori box office di India dan meraup penghasilan yang signifikan.
Merasa film dengan tokoh polisi pertamanya sukses, Rohit Sheety lantas membikin sequelnya. Film berjudul Singham Returns yang masih diperankan Ajay Devgn juga laris manis di pasaran. Dua film itu lantas menyematkan nama Ajay Devgn sebagai pemilik paten tokoh Singham: polisi yang jujur, tegas dan tanpa ampun dalam menumpas kejahatan.
Tidak berhenti sampai disitu, pada 2016 Rohit kembali meluncurkan film dengan tokoh utama polisi dengan judul Simmba. Tentu, kita bisa menebak bahwa judul film itu diambil dari nama sang tokoh utama film yang diperankan anak muda berbakat bernama Ranveer Singh.
Tanpa diduga, film Simmba laku keras di pasaran. Bahkan, film ini mengalahkan penghasilan film Dilwale yang diperankan Shah Rukh Khan dan Kajol. Meski dirilis pada tahun yang berbeda, banyak yang membandingkan Dilwale dan Simmba, lantaran mereka ditangani sutradara yang sama.
Film Simmba secara cerita berbeda dengan filosofi Singham. Â Rohit Sheety agak sedikit nakal menggambarkan Simmba sebagai polisi yang korup dan suka menerima suap. Akan tetapi, satu adegan membuat Simmba akhirnya sadar jika perilakunya salah dan akhirnya ia berusaha menjadi polisi yang tanpa ampun kepada penjahat.
Melalui film Simmba ini lantas Rohit Sheety menampilkan dua polisi jagoannya dalam dua plot. Pertama yakni polisi bernama Singham yang sudah dimulai dengan dua film suksesnya, serta satu tokoh polisi bernama Sooryavanshi yang filmnya akan dirilis pada tahun 2020 mendatang.
Film Sooryavanshi yang rencananya dibintangi oleh Akhsay Kumar, sudah mendapat sambutan hangat dari publik India, lantara mereka akan segera memiliki superhero baru dari tokoh polisi. Bahkan, jauh hari Sooyavanshi sudah menjadi buah bibir dan diprediksi akan menuai sukses besar.
Inspektur Vijay dan Cikal Bakal "Superhero" Polisi ala Film India
Kesuksesan film India menjadikan polisi sebagai pahlawan super mereka justru tidak dimulai dari Singham, melainkan dari film Zanjeer yang dirilis pada tahun 1973.
Film Zanjeer ini sangat istimewa lantaran melambungkan nama Amitabh Bachchan di jagat perfilman Bollywood. Karakter Inspektur Vijay yang diperankan AAmitabh Bachchan disambut antusias oleh publik lantaran sosok polisi itu mewakili amarah masyarakat pada tahun film itu dirilis.
Karenanya, sosok Inspektur Vijay yang diperankan oleh Amitabh Bachchan dianggap mewakili apa yang sedang dirasakan oleh publik. Sehingga film ini sukses besar di pasaran.
Sosok Inspektur Vijay yang diperankan Amitabh Bachchan ini merupakan antitesa dari sosok protagonis mapan, atau tokoh romatis yang diperankan aktor seangkatan Amitabh Bachchan.
Pada era tahun 1970-an justru bukan Amitabh Bachchan yang dipuja-puja oleh masyarakat India melainkan aktor bernama Rajesh Khanna. Ia menjadi superstar yang filmnya selalu menuai sukses di bioskop. Sedangkan, Amitabh Bachchan justru bernasib sebaliknya. Filmnya sebelum Zanjeer dibuat, selalu gagal total dan tak laku di pasaran.
Kondisi masyarakat India yang sudah enggan dengan kemapanan tokoh yang diperankan oleh Rajesh Khanna, lantas jatuh hati dengan Inspektur Vijay ala Amitabh Bachchan. Dalam Zanjeer memang Inspektur Vijay, bergerak di luar pakem tokoh protagonis. Ia lebih memilih menumpas kejahatan dengan melawan sistem yang ada serta penuh kemarahan. Sehingga predikat "The Angry Young Man" tersemat dalam diri Amitabh Bachchan.
Dimulai dari Inspektur Vijay inilah, maka sosok polisi sebagai superhero terus melekat dalam benak masyarakat India. Sehingga pasca Zanjeer, tren polisi sebagai tokoh utama laris manis di pasaran.
Bahkan, pada era tahun 1990-an Akhsay Kumar juga sudah berperan menjadi sosok inspektur polisi dalam film ikoniknya berjudul Mohra, meski aktingnya sebagai polisi menurut penulis kurang garang seperti Inspektur Vijay.
Seiring dengan berjalannya waktu, sosok polisi sebagai superhero yang masih melekat di benak masyarakat India ini kembali menuai kesuksesan.
Pada tahun 2004 film berjudul Khakee yang disutradari Rajkumar Santhosi juga mendapat kritik positif. Film ini disebut-sebut sebagai kebangkitan "Inspektur Vijay" lantaran juga diperankan oleh Amitabh Bachchan.
Film Khakee yang dalam bahasa Indonesia terjemahannya adalah seragam, merupakan film penuh kontradiksi pertarungan antara polisi jujur dengan polisi korup. "Khakee" sendiri adalah warna seragam polisi yang diambil dari warna tanah. Intinya, film ini menunjukkan bagaimana polisi seharusnya bertindak demi keselamatan dan kepentingan masyarakat.
Usai Khakee publik India kembali dihebohkan dengan kehadiran sosok polisi yang diperankan oleh Salman Khan dengan film Dabbang. Polisi bernama Chulbul Pandey dalam film ini sangat ikonik, lantaran digambarkan sebagai polisi yang menempuh cara-cara tak lazim dalam menumpas kejahatan.
Terkadang, Chulbul Pandey harus bernegosiasi dengan penjahat sebelum ia melumpuhkannya. Tentu, sosok polisi semacam ini menjadi salah satu alternatif sosok selain "Inspektur Vijay" yang garang dan penuh kemarahan. Film Dabbang justru menampilkan sedikit aksi kocak Salman Khan dalam memberantas kejahatan.
Superhero Polisi Perempuan dalam Film India
Bukan saja laki-laki, namun superhero polisi juga diperankan oleh perempuan. Salah satu film ikonik dengan tokoh tersebut, yang penulis bicarakan di sini adalah "Mardaani". Film yang diperankan oleh Rani Mukherjee ini dibuat sekuelnya pada tahun ini.
Memerankan sosok polisi wanita bernama Inspektur Shivani Shivaji Roy, akting Rani Mukherjee dalam Mardaani mendapat pujian kelas wahid dari para kritikus film.
Sekuelnya Mardaani 2 juga mengangkat tema serupa yakni memberantas para pemerkosa perempuan di India. Kasus tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, juga menjadi masalah yang muncul di negara sungai gangga itu.
Selain Mardaani beberapa film juga menampilkan sosok polisi perempuan, seperti Drishyam yang diperankan oleh Tabu, Jai Gangaajal yang diperankan Priyanka Chopra serta Andha Kanoon yang diperankan Hema Malini.
Tentu sosok polisi wanita ini menjadi alternatif superhero polisi ala film India di tengah garangnya sosok polisi laki-laki. Setidaknya, dengan beberapa film yang penulis angkat, maka tak salah jika Rohit Sheety ingin menjadikan polisi sebagai superhero dalam film.
Pasalnya, sejak era tahun 1970-an hingga tahun 2020 sosok polisi masih menjadi pahlawan yang diangkat dalam film. Tentu, pilihan mengangkat pahlawan super dari polisi itu, diikuti bagaimana kondisi sosial politik yang ada di dalam masyarakat India.
Selain menjadi sosok pahlawan super, tokoh polisi juga menjadi sasaran kritik di Industri film India. Beberapa film India era tahun 1990-an sepanjang penulis ketahui menggambarkan polisi sebagai sosok antagonis, dekat dengan penjahat, korup dan tak segan-segan menindas masyarakat.
Hal ini menurut penulis adalah keberanian sineas India yang blak-blakkan menggambarkan apa yang ada dalam institusi tersebut. Hal semacam itu, sampai detik ini tidak kita temui dalam film Indonesia. Kritik sosial semacam itu, lantas tidak mengubah sosok superhero polisi menjadi kehilangan "marwah"-nya di India.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H