Potensi itulah yang kemudian ditangkap oleh Pemerintah Kota Malang dalam mendongkrak sektor ekonomi kreatif. Berbagai agenda kreatif termasuk "Festival Mbois" bahkan menjadi ikon anak muda kreatif Kota Malang dalam menunjukkan taji-nya.
Alhasil pada tahun 2019, ekonomi kreatif mulai menampakkan hasilnya. Data Pemerintah Kota Malang pada tahun 2019 menyebut, ada sebanyak 151 perusahaan startup, 18 komunitas kreatif serta 18 co-working space.
Hasilnya lebih dari 2.200 tenaga kerja terserap, termasuk pula sukses mencetak 621 pelaku personal linear aktif di bidang industri kreatif. Prestasi itu, kemudian membawa Kota Malang diamanahi oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi kota digital kreatif dalam bidang game, aplikasi dan film.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emi Elistianto Dardak, dalam berbagai kesempatan sempat menyebut jika Kota Malang akan dijadikan sebagai penggerak ekonomi kawasan selatan. Hal ini tak lain dikarenakan infrastruktur sudah tertata dengan baik, sejak diresmikannya tol Malang - Surabaya.
Mantan Bupati Trenggalek itu, bahkan menyebut Kota Malang sebagai kota start up. Data itu ia peroleh dari Gerakan Nasional 1000 start up, dimana Kota Malang mengungguli daerah lain di Jawa Timur, sehingga potensi itu mendapat dukungan dari pemerintah provinsi.
Senada dengan apa yang diucapkan Emil Dardak, Wali Kota Malang, Sutiaji juga sedang serius mengembangkan ekonomi kreatif. Ambil contoh, pada tahun 2020 mendatang, Kota Malang berencana bakal membangun pusat ekonomi kreatif bernama Malang Creative Centre (MCC).
Menurut Sutiaji, pembangunan MCC adalah wujud kolaborasi yang dilakukan komunitas kreatif, sehingga pemerintah daerah perlu memberikan dukungan fasilitas dan kesempatan kepada para anak muda kreatif.
"Pertumbuhan ekonomi kreatif Kota Malang sangat pesat. Banyak tumbuh usaha berbasis teknologi dan berbasis kreatifitas yang ditangani anak-anak muda, ini adalah potensi yang harus kita manfaatkan," kata Sutiaji beberapa waktu lalu.
Lalu, Pemkot Malang saat ini tengah mengupayakan program wisata halal. Banyak yang salah paham, menyamakan wisata halal sebagai "wisata syariah". Setahu saya makna-nya bukan begitu.
Salah satu konsep wisata halal yang sedang dicanangkan Pemkot Malang adalah sebuah wisata yang menjamin kepada para wisatawan akan ke-halal an daripada kuliner dari anasir-anasir "tidak halal".Â
Dengan kata lain, wisatawan tak perlu ragu akan ke-halalan makanan yang dijual di Kota Malang baik secara penyembelihan, hingga kandungan di dalamnya.