Ya, sejak Shah Rukh Khan makin tenar namanya lewat film "Kuch-Kuch Ho ta Hai" banyak kalangan dari berbagai usia, kesengsem dengan penampilan aktor berlesung pipi itu.
Beberapa penggemar asal Indonesia, tak mau ketinggalan membuat fanpage baik di media sosial maupun grup Whatsapp. Sebagian besar isi-nya adalah puja-puji terhadap aktor 54 tahun tersebut. Meski tak jarang pula postingan receh dan tidak penting.
Asal ada foto Shah Rukh Khan dalam postingan itu, kelak akan mendapat sambutan like dan komentar ratusan jumlahnya. Termasuk pula, dalam fanpage itu, juga terdapat beberapa penggemar garis keras, yang tak rela pujaannya itu jadi bahan rundungan.
Namun sayang. Pesona Shah Rukh Khan kian memudar bersama film-filmnya yang gagal di pasaran. Ia bahkan, dikalahkan oleh aktor satu marga, yakni Aamir Khan dan Salman Khan sebagaimana saya sebut di atas.
Kesuksesan dua aktor itu, lantas menempatkannya sebagai aktor papan atas, yang filmnya selalu ditunggu dan yang penting adalah jaminan balik modal dan memberikan untung bagi produsernya.
Bandingkan dengan Film Shah Rukh Khan akhir-akhir ini. Contoh paling dekat adalah "Zero". Ia menjadi produser sekaligus aktor utamanya. Namun, film berbiaya Rp 400 miliar itu gagal total di pasaran. Flop. Alias tak laku.
Pun sama halnya dengan beberapa film King Khan yang lain, seperti, "Dear Zindagi", "Raees" "Jab Harry Met Sejal" hingga film fantastis, yang mempertemukan Shah Rukh Khan dan Kajol kembali dalam satu frame berjudul "Dilwale", juga gagal di pasaran.
Justru, jika kita menilik agak lebih jauh ke belakang, beberapa film Shah Rukh Khan dengan cerita ringan nan sederhana, malah "booming" dan bisa dianggap sukses.
"Rab Ne Bana Jodi" adalah contoh film Shah Rukh Khan yang justru laris manis dipasaran. Atau juga "Chennai Express" arahan Rohit Shetty yang menawan, sukses membawa Shah Rukh Khan meraup kejayaannya kembali.
Sejak "Zero" gagal, aktor yang juga akrab disapa "Badshaah Khan" ini memutuskan hiatus sementara waktu. Kabarnya, ia juga menolak proyek film terbaru, dengan alasan ingin fokus pada pendidikan anak dan menenangkan diri. Itu mungkin harus dilakukan oleh "The King Khan" agar tak gegabah dalam memilih karakter yang justru tak menguatkan aktingnya.
Tapi lebih dari itu, saya harus angkat topi dengan sikap idealis Shah Rukh Khan. Meski filmnya gagal, ternyata ia punya misi tertentu bagi dunia perfilman India. Ia berharap, citarasa penonton film India bisa naik kasta, tidak dengan film-film yang alurnya mengalir dan ending yang bisa ditebak. Tapi juga menghadirkan naskah, penjiwaan serta penggunaan teknologi yang mumpuni dalam film.