Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kalau Niatnya Pamer Harta, Anjing pun Bisa Melakukannya

21 November 2019   14:17 Diperbarui: 21 November 2019   14:26 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum sampai ke konklusi itu, Gus Baha memberikan sedikit pemahaman tentang hakikat manusia yang telah masuk Islam. Meski ini ditinjau dari sudut salah satu agama, namun pesan substantifnya bisa kita ambil dan diterapkan.

Menurut uraian Gus Baha, jika orang sudah masuk Islam maka ia wajib dihormati atas nyawanya, hartanya dan harga dirinya. Karena itu, Gus Baha memberikan contoh, jika para "Alim" atau ulama yang berilmu ketika bertemu dengan orang atau jamaah, tidak pernah menunjukkan kelebihan ilmunya. Tujuannya, agar orang tersebut tidak merasa bodoh, dan sebagai upaya menjaga harga diri orang tersebut.

Analogi itu, sejatinya sama ketika kita masukkan harta atau kekayaan di dalamnya. Dengan ucapan yang sama substansinya, agar orang merasa harga dirinya tidak dilecehkan, maka harus bersikap rendah hati, dan tidak merasa paling kaya diantara orang lain.

Lebih lanjut, Gus Baha juga mengingatkan kepada orang kaya, bahwa di dalam harta titipan Allah itu ada hak para dhuafa atau orang kurang mampu. Karena itu, Islam mengajarkan adanya zakat, infaq dan shadaqah bagi orang mampu. Sebab, dalam hartanya ada titipan Allah untuk para dhuafa atau orang kurang mampu.

Kembali lagi. Pamer kekayaan bukan saja niatnya agar mempertahankan status sosial atau menunjukkan bahwa dia lebih kaya dari kebanyakan masyarakat. Tapi juga ada niat baik untuk memberikan contoh dari buah hasil kerja keras. Apapun itu, semuanya saya kembalikan kepada niat. Dalam Islam ada kaidah yang berbunyi "Innamal a'malu bin niyyah". Setiap perbuatan tergantung dari amal-nya.

Bahkan dalam kajian sufistik ada juga kata mutiara "Innallaha Laa Yandzur Shawarikum, Walaakinnallaha Yandzur Qolbikum" (Allah tidak menilai kamu dari harta kekayaanmu, melainkan Allah menilai dari sejauh mana hatimu).

Jika pamer kekayaan niatnya hanya untuk pamer dan menyentil jiwa kemiskinan orang lain. Maka, seekor anjing-pun bisa melakukan itu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun