Meskipun data disimpan di cloud, melakukan backup teratur tetap penting. Perusahaan harus memiliki kebijakan backup data yang ketat untuk memastikan bahwa data penting dapat dipulihkan dengan cepat dalam situasi darurat seperti serangan ransomware atau kegagalan server. Backup rutin membantu mengurangi dampak kerugian data secara signifikan.
6. Memantau Aktivitas dan Ancaman
Memantau aktivitas pengguna dan mendeteksi ancaman dengan cepat adalah kunci dalam mengelola keamanan cloud. Penerapan sistem pemantauan keamanan yang canggih yang mampu mengidentifikasi perilaku mencurigakan dapat membantu organisasi menghadapi serangan siber dengan lebih efektif. Dengan memahami pola perilaku yang normal, organisasi dapat mendeteksi ancaman lebih awal dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
7. Mengaktifkan Otorisasi Berganda
Penggunaan otorisasi berganda (multi-factor authentication) adalah langkah keamanan yang sangat penting. Ini memastikan bahwa bahkan jika kata sandi pengguna terbocor, orang yang tidak sah masih akan kesulitan mengakses akun atau data. Pengguna harus menerima token keamanan melalui ponsel mereka atau aplikasi otentikasi setiap kali mereka mencoba mengakses akun dari perangkat baru atau lokasi yang tidak dikenal.
***
Dalam mengelola risiko dalam cloud computing, kewaspadaan dan persiapan adalah kunci. Dengan pemahaman mendalam tentang risiko, pemilihan penyedia layanan yang tepat, enkripsi data yang kokoh, kebijakan keamanan yang tegas, pemantauan aktif, dan penggunaan otorisasi berganda, perusahaan dapat melangkah maju dengan keyakinan. Cloud computing, dengan segala potensinya, adalah ladang yang subur bagi inovasi dan efisiensi. Dengan mengelola keamanan dengan bijak, kita dapat mengarungi awan ini dengan percaya diri, menuju masa depan yang terhubung dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H