Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, menginterpresentasikan, dan menggunakan informasi dengan baik. Menurut KBBI sendiri mengartikan literasi sebagai kemampuan menulis dan membaca. Definisi literasi dapat diartikan juga sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi melibatkan beberapa keterampilan, seperti 1. Pemahaman teks, 2. Keterampilan berbahasa, 3. Berpikir kritis, 4. Serta keterampilan komunikasi yang efektif. Literasi merupakan bagian dari keterampilan yang lebih besar, seperti 1. Keterampilan digital, 2. literasi media, 3. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, 4. kewarganegaraan global, 5. Dan keterampilan khusus bekerja.
Ciri-ciri Literasi
Ciri-ciri literasi dapat di lihat dari beberapa hal, seperti 1. Kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, dan berhitung. 2. Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. 3. Kemampuan berkomunikasi secara efektif. 4. Kemampuan memahami berbagai bentuk media. 5. Kemampuan memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari informasi yang disampaikan media. 6. Kemampuan memahami dan membedakan karya tulis yang berbentuk fisik maupun non-fisik. 6. Kemampuan menginterpresentasikan dan menangkap suatu makna dari informasi yang berbentuk visual atau gambar.
Jenis-jenis Literasi
1. Literasi membaca, dan menulis. Literasi membaca adalah kemampuan seseorang untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperoleh dari teks tertulis dengan efektif. Ini mencakup keterampilan untuk membaca berbagai jenis teks, baik yang bersifat faktual maupun imajinatif, serta memahami makna yang terkandung di dalamnya. Literasi menulis adalah kemampuan untuk mengekspresikan ide, pikiran, dan perasaan melalui tulisan dengan cara yang jelas, terstruktur, dan sesuai dengan aturan bahasa. Literasi menulis mencakup kemampuan untuk menyusun kalimat, paragraf, dan teks yang dapat dipahami oleh pembaca dengan baik.
Contoh literasi membaca dan menulis : 1. Membaca dan menulis ensiklopedia, 2. Membaca dan menulis biografi, 3. Membaca dan menulis sebuah peristiwa sejarah, 4. Membaca dan menulis berita di koran.
2. Literasi numerasi. Literasi numerasi adalah kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam betbagai macam konteks kehidupan.
Contoh literasi numerasasi : 1. Menghitung biaya untuk kebutuhan, seperti menabung untuk membeli mainan atau liburan, 2. Membaca label nutrisi makanan untuk memilih yang sehat, 3. Menentukan waktu yang tepat, seperti mengatur jam tangan dan jam dinding, 4. Menghitung anggaran, seperti menghitung uang untuk membayar makanan di kantin atau menghitung iuran kelas, 5. Mengumpulkan data dan informasi, seperti menghitung jumlah sampah yang dihasilkan sebuah desa, 6. Membuat batas-batas wilayah rumah dan tanah, 7. Mengelola pemasukan dan penyaluran zakat.
3. Literasi sains. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga melibatkan kemampuan untuk mengenali pertanyaan, memperoleh informasi baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta menarik kesimpulan berdasarkan fakta.
Contoh literasi sains : 1. Kehidupan sehari-hari : Literasi sains dapat dilihat dalam kegiatan seperti memahami label gizi dan bahan kimia pada produk makanan, merencanakan perawatan tanaman dengan memperhatikan jenis tanah dan kebutuhan pupuk, serta memahami perubahan zat saat memasak. 2. Sekolah : Di lingkungan sekolah, literasi sains tercermin dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, menyelesaikan soal-soal IPA, serta melakukan eksperimen terkait kandungan makanan atau minuman di laboratorium. 3. Masyarakat : Di masyarakat, literasi sains terlihat melalui kegiatan seperti kerja bakti membersihkan lingkungan dan menjaga saluran air bersama warga.
4. Literasi finansial. Literasi finansial atau literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang berkaitan dengan dunia finansial. Literasi finansial dapat membantu seseorang untuk mengelola keuangan pribadi, rumah tangga, maupun usaha dengan baik. Literasi finansial dapat membantu seseorang untuk : 1. Mengambil keputusan yang tepat terkait keuangan, 2. Bertanggung jawab atas keputusan keuangan yang diambil, 3. Melindungi diri dari penipuan dan kecurangan keuangan, 4. Mencapai tujuan keuangan, 5. Menyiapkan dana pendidikan anak, 6. Menyiapkan asuransi kesehatan.
Contoh literasi finansial : 1. Menabung sejak dini, 2. Membedakan antara kebutuhan dan keinginan, 3. Memanfaatkan utang untuk kegiatan produktif, 4. Memulai side hustle untuk menambah pemasukan, 5. Mengurangi pengeluaran dengan frugal living, 6. Berinvestasi untuk meningkatkan keuntungan, 7. Memanfaatkan beragam jenis tabungan, 8. Memanfaatkan asuransi, 9. Memanfaatkan metode pembayaran yang tersedia di pasar. Komponen utama literasi finansial menurut Komisi Literasi dan Pendidikan Keuangan adalah: memperoleh, membelanjakan, menabung dan berinvestasi, meminjam, melindungi.
5. Literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif dan bertanggung jawab. Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Contoh literasi digital : 1. Menggunakan Mesin Pencari, 2. Membuat dan Mengelola Email, 3. Menggunakan Media Sosial, 4. Membuat Konten Digital, 5. Berpartisipasi dalam Kelas Virtual, 6. Mengamankan Informasi Pribadi, 7. Menggunakan Alat Kolaborasi Online, 8. Berbelanja Online dengan Aman, 9. Menganalisis Data Digital, 10. Mengikuti Berita dan Tren Teknologi.
6. Literasi budaya dan kewargaan. Literasi budaya dan kewarganegaraan adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap individu untuk memahami budaya dan kewarganegaraan. Literasi budaya dan kewarganegaraan penting untuk menghadapi tantangan global dan membangun generasi yang terbuka dan toleran.
Contoh literasi budaya dan kewarganaan : 1. Turut mengikuti dan memeriahkan kegiatan kesenian di lingkungan desa, 2.Tetap melestarikan kebudayaan gotong royong dalam rangka kerja bakti bersih-bersih lingkungan desa, 3. Menggelar sebuah lomba kreasi tari ataupun kesenian lainnya, dalam rangka perayaan kemerdekaan RI atau kegiatan hari pendidikan, 4. Melestarikan sikap saling tolong menolong antar sesama, misalnya dengan menolong tetangga saat kesusahan, 5. Turut berpartispasi dalam acara bersih desa, 6. Membiasakan kegiatan membaca satu buku setiap hari di lingkungan sekolah dan menularkannya kepada orang lain, 7. Gotong royong antar warga jika ada kegiatan pembangunan rumah ataupun apabila ada warga meninggal dengan membantu prosesi pemakaman, 8. Menjaga kebersihan rumah, lingkungan desa, ataupun sekolah, 9. Membiasakan budaya tidak mencontek ketika sedang ujian di sekolah, 10. Membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik serta benar ketika sedang bercakap-cakap sehari-hari baik di sekolah, di rumah, ataupun di lingkungan masyarakat.
Tujuan Literasi
Tujuan literasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan seseorang : 1. Meningkatkan pengetahuan dengan membaca berbagai informasi bermanfaat, 2. Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, 3. Berpikir kritis dalam memecahkan masalah, 4. Mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif, 5. Meningkatkan kemampuan dalam membaca dan menulis. 6. Memperkaya kosa kata, 7. Melatih konsentrasi dan fokus, 8. Mengembangkan kemampuan verbal, 9. Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang ada di platform media terutama digital, 10. Meningkatkan kreativitas dalam memilih dan menyusun kata. Literasi tidak hanya sekedar kemampuan baca tulis, tetapi juga kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya.
Cara Mengatasi Masalah Literasi Pada Siswa Sekolah Dasar.
Menurut ibu Siti Rahati, selaku wali murid kelas 2, SD N Mangunsari 01, berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah literasi pada anak, guru harus membimbing siswa secara penuh dengan pendekatan personal dan intensif. Guru perlu memberikan perhatian khusus pada kebutuhan individu setiap anak, menyesuaikan metode pengajaran dengan kemampuan dan gaya belajar masing-masing siswa. Ibu Siti juga menekankan pentingnya penggunaan metode aktif dan interaktif, seperti diskusi, bercerita, dan kegiatan berbasis proyek, yang dapat meningkatkan minat anak dalam membaca dan menulis. Selain itu, memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara kreatif, melalui tulisan atau presentasi, dapat memperkuat keterampilan literasi secara alami. Penggunaan sumber bacaan yang bervariasi dan sesuai minat anak juga menjadi faktor penting dalam memotivasi mereka untuk membaca lebih banyak. Menurut Ibu Siti, keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak di rumah, baik dengan membaca bersama maupun berdiskusi, sangat penting untuk mendukung pengembangan literasi. Ia juga menyarankan evaluasi berkelanjutan, tidak hanya melalui ujian formal, tetapi dengan observasi harian dan interaksi langsung dengan anak, untuk memahami perkembangan kemampuan literasi mereka. Secara keseluruhan, Ibu Siti yakin bahwa bimbingan literasi yang efektif melibatkan kerja sama erat antara guru, siswa, dan orang tua, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H