''There is bitter in everyday
But then I feel it
That you would be the only one
Sometimes it doesn't have to be so sure
The sweetest love can be so hard to find
We'll be better in every way
But then I would go to be in other space
Sometimes, the bitter of love can be so good
It's like a coffee with a rainbow's mood''
Getaran suara gitar dan lirik yang mendalam, dari sebuah lagu yang di nyanyikan oleh arditho pramono dengan judul "BITTERLOVE" , dengan penuh kesadaran sangat relate dengan apa yang ada dalam kehidupan saat ini yang saya rasakan. Pahitnya cinta atau "bitterlove" terdengar memang tidak akan ada yang mau mengalaminnya termasuk saya.
Meski dalam hati masih ada kesempatan dan masih ada rasa juga harapan,namun mata dan fikiran harus melihat kenyataan ; dan menerima kemudian.
Mencoba bersandar dengan putaran bubuk kopi yang memutar di antara air dan gula, sebagaimana rasa yang masih belum ada ujung titik temunya. Mencoba mengiyakan perkataan kawan bahwa "jangan dibutakan oleh 1 cinta yang bahkan menganggapku saja tidak".
 jangankan mengulang kembali dan memandang senyumnya yang penuh keindahan, menyampaikan pesan rindu saja ia bingungkan dan ia abaikan.
Aku yang sudah jauh kau titipkan harapan dan saat ini yang berharap ditakdirkan dengan akhir kisah kepahitan cinta, meskipun ia memang cinta pertama sejahat inikah rasa cinta yang diciptkan sang pencipta?
 Mencoba membiarkan ia pergii dan mencoba hati serta fikiran ini melepaskan kembali, merubah menjadi lebih dewasa, serta menerima bahwa semua tidak seperti dalam angan dan impian, mencoba dengan sekuat tenaga dari sisa tenaga yang saya dapatkan darinya membiarkan senyum manisnya berkemas dari hati, Meski dalam hati berteriak masih ada rasa namun raga harus tetap sadar dan tahu diri kemudian ; ikhlaskan.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H