Mohon tunggu...
Muchammad Soffa
Muchammad Soffa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

SMAN 1 PRAMBON NGANJUK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salat Id dan Keceriaan Idul Fitri di Rumah

26 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 27 Mei 2020   07:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan tahun 2020 tidaklah seperti tahun tahun sebelumnya. Ramadhan tahun ini bersamaan dengan merebaknya virus corona dimana mana. Orang satu dengan lainnya harus menjaga jarak dengan tujuan memutus rantai penyebaran virus tersebut.

Gema takbir berkumandang diseluruh pelosok negeri ini. Masjid dan beberapa musholla tetap mengadakan takbir membesarkan asma Allah. Di lain tempat orang juga berjubel di supermarket dan toko besar membeli pakaian baru dan kebutuhan pokok lainnya. Larangan dari pemerintah bersifar himbauan kepada masyarakat tidak jalani sepenuhnya.

Aparat keamanan dengan menggunakan microfon berteriak teriak menghimbau agar tidak berkerumun tidak diindahkan. Masyarakat kta dengan semangat tetap ingin membel sesuai dengan kebutuhannya. Ironis memang disatu sisi masyarakat ingin merayakan lebaran di sisi lainnya bahaya virus corona mengancam.

Bagi pemerintah memang serba salah aturan dibuat seharusnya ditaati oleh warga dan siapa yang melanggar mendapat sangsi. Sayang aturan yang dibuat oleh pemerintah terkesan hanya mementingkan satu golongan dan tidak berlaku pada semua golongan. Masjid dilarang sedangkan swalayan dibiarkan terbuka hal ini menimbulkan problem tersendiri di masyarakat.

Masjid atau musholla dilarang buka tidak masalah tapi jangan swalayan buka dibiarkan. Swalayan buka untuk kebutuhan pokok tidak masalah tapi kebutuhan lainnya seharusnya dilarang agar masyarakat di bawah menemukan keadilan dalam suatu hukum. Membeli pakaian baru dalam situasi demikian kurang tepat karena masih banyak keperluan lainnya untuk dipenuhi. Di almari masih banyak pakaian layak pakai untuk merayakan lebaran tahun ini.

Sholat idul Fitri tahun ini juga terkena dampak dari gerakan tidak ke Masjid atau di lapangan. Larangan pemerintah jelas agar kaum muslimin menjalankan sholat Idul Fitri di rumah saja. Perlu adanya persiapan oleh kita semua dalam menjalankan sholat Idul Fitri. Sholat idul Fitri merupakan sholat Sunnah muakad di laksanakan berpahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.

Kami sekeluarga sepakat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah. Saya sebagai kepala keluarga berusaha mencari referensi dalam menjalankan sholat Idul Fitri.  Tidak sulit menang mencari panduan sholat Idul Fitri di media sosial banyak sekali dapat digunakan sebagai referensi kita. Sholat idul Fitri dua rakaat seperti sholat lainnya yang membedakan diawal sewaktu kita takbiratul ihram. Sholat Idul Fitri rekaat pertama sewaktu takbiratul ihram membaca takbir sebanyak 7 kali sedangkan rakaat kedua membaca 5 kali. Jeda antara takbir satu dengan lainnya membaca "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar"

Cara lengkapnya sholat Idul Fitri kami lakukan sebagai berikut

1. Niat

2. Membaca doa iftitah

3. Membaca takbir sebanyak 7 kali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun