Mohon tunggu...
Muchammad Akbar Kurniawan
Muchammad Akbar Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hi...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Jika Teori Bruner Bisa Diterapkan di Model Pembelajaran Saat Ini?

30 Oktober 2023   19:52 Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era globalisasi saat ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat, yang menghasilkan berbagai ide dan perspektif baru tentang metode pembelajaran di sekolah. Salah satu karakteristik pembelajaran dalam nuansa pendidikan modern adalah bahwa Buto (2010) menyajikan pelajaran berdasarkan teori belajar dari ahli atau pakar pendidikan.

Teori belajar kognitif adalah salah satu teori belajar yang digunakan dan dikembangkan dalam pendidikan. Sutarto (2017) mengatakan bahwa munculnya teori kognitif dipicu oleh kritik terhadap teori behaviorisme, yang dianggap terlalu sederhana dan menganggap proses belajar hanya sebagai hubungan antara stimulus dan respons. Para penganut teori kognitivisme berpendapat bahwa proses belajar adalah proses berfikir yang sangat kompleks dan melibatkan prinsip dasar psikologi, seperti belajar aktif melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial.

Para pakar atau ahli pendidikan banyak menggunakan teori belajar kognitif untuk membuat pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran. Teori-teori ini pasti berdampak pada kurikulum yang digunakan di suatu negara. Kurikulum harus memiliki struktur pengetahuan yang mencakup ide, gagasan, konsep dasar, dan hubungan antar konsep yang dianggap penting. Pembelajaran di kurikulum akan berhasil jika model pembelajaran diterapkan secara sesuai dengan sifat dan perkembangan kognitif.

Banyak yang telah membahas teori belajar kognitif dan tokoh-tokohnya seperti Jean Piaget, Vygotsky, Bruner, Lewin, Ausebel, dan Gagne (Anidar, 2017; Ekawati, 2019; Nugroho, 2015; Nurhadi, 2020; Picauly, 2016; Sutarto, 2017). Penulis berkonsentrasi pada Bruner, seorang teoris belajar kognitif, dan bagaimana teori ini berdampak pada model pembelajaran.

Sumber gambar: Nina Math
Sumber gambar: Nina Math

Ahli psikologi Bruner bernama lengkap Jerome Seymour Bruner. Dia berkontribusi besar pada teori belajar kognitif, yang merupakan evolusi dari teori behaviorisme. Bruner lahir di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 1 Oktober 1915. Mendapat gelar MA pada tahun 1939 dan Ph.D. pada tahun 1941 di Harvard University. Karya awal Bruner dalam teori kognitivisme adalah A Study in Thinking (Nugroho, 2015). Sebagai tokoh penting dalam revolusi kognitivisme, Bruner dan eksistensinya di bidang pendidikan sangat memengaruhi proses pembelajaran.Bruner, seorang ahli psikologi belajar kognitif dan perkembangan kognitif, berpendapat bahwa manusia adalah pemikiran, pemrosesan, dan pembuatan data. Oleh karena itu, Bruner berfokus pada apa yang dilakukan manusia sesuai dengan informasi yang mereka terima untuk mencapai pemahaman yang signifikan Arias Gallegos (2016) dan Buto (2010).

Didasarkan pada dua asumsi, Bruner menganggap belajar sebagai proses perkembangan kognitif. Pertama, perolehan pengetahuan adalah proses di mana seseorang secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, mengalami perubahan pada dirinya sendiri, dan kedua, seseorang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan menghubungkan informasi baru dan informasi yang diperoleh sebelumnya ke dalam struktur pengetahuan yang signifikan (Picauly, 2016).

Tiga tahap proses transformasi informasi diperlukan untuk meningkatkan kognitif siswa, menurut Bruner. Tahap pertama adalah perolehan informasi, di mana informasi diterima dari luar dan dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Tahap kedua adalah pengolahan informasi, di mana informasi diubah menjadi klasifikasi secara objektif. Tahap ketiga adalah pengawasan dan pengujian informasi.

Menurut berbagai sumber, teori belajar penemuan Bruner adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif (sesuai dengan kemampuan masing-masing) untuk sampai pada kesimpulan yang disebut belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan aktif siswa, yang pada gilirannya menghasilkan hasil yang paling optimal. berusaha sendiri untuk memecahkan masalah dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermanfaat bagi peserta didik. Teori ini berasal dari konsep proses perolehan kognitif dan dikenal sebagai teori discovery. Menurutnya, teori instruktur harus mencakup beberapa hal berikut yakni Pengalaman optimal bagi siswa untuk ingin dan dapat belajar; Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman yang optimal; Perincian urutan penyajian materi pelajaran secara optimal; dan Cara membuat dan memberikan insentif, seperti hadiah dan hukuman.

Teori belajar discovery yang diciptakan Bruner dapat sangat membantu perkembangan domain kognitif siswa. Ranah kognitif siswa bergantung pada informasi yang mereka peroleh selama proses. Semakin banyak informasi yang diserap dan dianalisis dengan baik, semakin besar ranah kognitif yang ditemukan; sebaliknya, semakin kecil ruang lingkup informasi yang ditemukan, semakin sedikit kemungkinan ranah kognitif ini berproses pada diri siswa. Pengembangan ranah kognitif seseorang umumnya dapat dicapai melalui berbagai metode, termasuk drill, pemecahan masalah, penugasan, dan strategi inkuiri. Penulis mengatakan bahwa strategi inkuiri berbeda dalam tujuannya, tetapi mereka mengatakan bahwa itu adalah salah satu cara untuk memperkaya dan memenuhi perkembangan kognitif seseorang.

Salah satu contoh yang terkait dengan teori bruner adalah jika siswa ingin menjadi lebih terbuka untuk mencari informasi melalui dunia maya, yang boleh dilakukan secara legal, atau dengan bertanya kepada orang lain untuk mendapatkan pengetahuan tambahan. Selain itu, mereka dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang masa lalu mereka dengan membaca buku-buku klasik (pustaka). Ini sesuai dengan gagasan Bruner tentang pembelajaran sains: kita tidak ingin membuat perpustakaan kecil tentang sains yang hidup, tetapi ingin membuat anak-anak kita berpikir secara matematis dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul dari diri seseorang itu adalah proses.

Tujuan frasa di atas adalah untuk menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran hanya dapat diuraikan secara ringkas dan dapat dicapai dengan cara yang berbeda oleh siswa yang mengikuti pelajaran yang sama. Dalam proses belajar discovery Bruner, jelas bahwa dia memberikan kebebasan sampai batas tertentu untuk menyelidiki secara individual atau kelompok dalam tanya jawab dengan guru, oleh guru, atau oleh siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru mereka. Oleh karena itu, proses belajar penemuan jelas bahwa peran guru berbeda sekali. Ini berbeda dengan peran guru yang mengajar dengan metode ceramah klasik. Guru tidak memiliki kontrol yang signifikan atas proses belajar saat ini. Hal ini dapat dilihat dari peran seorang guru dalam belajar penemuan yang akan datang

Pertama, Merencanakan pelajaran sehingga berfokus pada masalah yang siswa harus ketahui, baik secara kelompok maupun secara individu.

Kedua, menyediakan materi pelajaran sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang dibutuhkan siswa. Berisi menggunakan informasi palsu, menggunakan apa yang siswa sudah tahu, siswa akan merasa sanggsi dengan jawaban, yang menghasilkan hipotesis mereka, dan menemukan ide atau teori tentang masalah yang ada.

Ketiga, perhatikan tiga cara: enaktik (bersifat manupulatif), ikonik (bersifat latar belakang kemampuan internal siswa), dan simbolik.

Keempat, guru bertindak sebagai pembimbing (tutor) atau fasilitator siswa jika dilakukan di Labolatorium.

Kelima, setelah penarikan kesimpulan dari guru secara keseluruhan, menilai hasil belajar. memberi insentif kepada siswa untuk melakukan penyelidikan terus-menerus dan mempertimbangkan topik yang dianggap belum diketahui. memotivasi orang yang kurang beruntung dan memberikan penghargaan yang berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun